Uni Eropa desak Iran batalkan pengayaan uranium
9 Juli 2019 20:32 WIB
Fasilitas pengayaan uranium di Isfahan, Iran. Pengolahan uranium di fasilitas itu dicurigai menjadi bagian dari program rahasia pengembangan senjata nuklir. (wikipedia.org) (wikipedia.org/)
Brussels (ANTARA) - Uni Eropa pada Selasa mendesak Iran agar tidak lagi melakukan pengayaan uranium yang melanggar kesepakatan pengendalian senjata nuklir, yang disepakati pada 2015.
"Kami terus mendesak Iran agar tidak mengambil langkah lebih lanjut yang merusak kesepakatan nuklir. Kami meminta Iran untuk menghentikan dan membatalkan semua aktivitas yang tidak sejalan dengan JCPOA, termasuk produksi uranium," kata juru bicara Uni Eropa kepada awak media. Ia mengacu kepada nama resmi kesepakatan tersebut, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Iran mengaku akan meningkatkan pengayaan uranium miliknya dalam beberapa jam di atas batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir, sebuah langkah yang dapat diartikan kembalinya semua sanksi ekonomi terhadap Teheran.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS bertekad terus tekan ekonomi Iran
Baca juga: Iran kurangi komitmen kepada perjanjian nuklir 2015
Baca juga: Presiden Rouhani: Iran akan lanjutkan pengayaan uranium
"Kami terus mendesak Iran agar tidak mengambil langkah lebih lanjut yang merusak kesepakatan nuklir. Kami meminta Iran untuk menghentikan dan membatalkan semua aktivitas yang tidak sejalan dengan JCPOA, termasuk produksi uranium," kata juru bicara Uni Eropa kepada awak media. Ia mengacu kepada nama resmi kesepakatan tersebut, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Iran mengaku akan meningkatkan pengayaan uranium miliknya dalam beberapa jam di atas batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir, sebuah langkah yang dapat diartikan kembalinya semua sanksi ekonomi terhadap Teheran.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS bertekad terus tekan ekonomi Iran
Baca juga: Iran kurangi komitmen kepada perjanjian nuklir 2015
Baca juga: Presiden Rouhani: Iran akan lanjutkan pengayaan uranium
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: