Liga Champions
Laga lawan Barca bakal dikenang Klopp selamanya
8 Mei 2019 09:08 WIB
Ekspresi pelatih Liverpool Juergen Klopp setelah timnya menang 4-0 atas Barcelona dalam laga kedua semifinal Liga Champions di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Selasa (7/5/2019) setempat, demi melangkah ke final berbekal agregat 4-3. (ANTARA/REUTERS/Phil Noble)
Jakarta (ANTARA) - Pelatih Liverpool Juergen Klopp mengaku sangat bangga atas penampilan para pemainnya yang bisa melangkah ke final Liga Champions setelah kalah 0-3 dari Barcelona di laga pertama semifinal.
Tim besutan Klopp berhasil merengkuh kemenangan 4-0 dalam laga kedua di Anfield, Rabu dini hari WIB, dan ia menyatakan akan mengenang pertandingan itu selamanya.
"Tak bisa dipercaya, setelah musim yang kami lewati, pertandingan yang kami mainkan, cedera yang mendera saat ini," kata Klopp dalam jumpa pers purnalaga dilansir laman resmi Liverpool.
"Jika Anda bertanya kepada orang-orang di luar sana maukah bertaruh satu peser saja untuk kami, saya rasa Anda tidak akan menemukan banyak orang," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Liverpool lunasi defisit tiga gol dari Barcelona demi menjejaki final
Meski dalam keadaan tertinggal dari Barcelona, Liverpool kemudian tampil bak sekelompok manusia tak mengenal rasa ragu apalagi takut.
Gol pembuka dan penutup Divock Origi diselingi dwigol Georginio Wijnaldum serta penyelamatan demi penyelamatan gemilang kiper Alisson Becker, Liverpool berhasil memastikan kemenangan.
"Saya sangat bangga menjadi pelatih tim ini. Apa yang mereka lakukan malam ini sangat spesial dan saya akan mengenangnya selama-lamanya," kata Klopp.
"Saya tak tahu apakah ada yang pernah melakukannya sebelumnya dan adakah yang akan mengulanginya. Yang jelas para pemain saya melakukannya dan itu brilian," pungkas Klopp.
Baca juga: Kata Valverde, Barcelona terkejut
Jika menilik sejarah, tiga tim lain pernah membalikkan ketertinggalan tiga gol atau lebih untuk melangkah ke babak berikutnya di Liga Champions.
Menariknya Barcelona tiga kali mengalami situasi tersebut, sekali sebagai pembalik keadaan dan dua kali sebagai tim yang menjadi korban (terbalik).
Pada musim 2003-2004, Deportivo La Coruna sukses membalikkan ketertinggalan 1-4 dari AC Milan untuk kemudian menang 4-0 dan lolos ke semifinal.
Pada 2016-2017, Barcelona kalah 0-4 di laga pertama sebelum menang telak 6-1 atas Paris Saint-Germain di laga kedua.
Sedangkan pada 2017-2018, giliran Barcelona merasakan kali pertama jadi korban di tangan AS Roma. Menang 4-1 di laga pertama, Roma membalikkan keadaan dan menang 3-0 demi lolos berbekal agregat gol tandang.
Baca juga: Tujuh pembalikan gemilang dalam Liga Champions
Tim besutan Klopp berhasil merengkuh kemenangan 4-0 dalam laga kedua di Anfield, Rabu dini hari WIB, dan ia menyatakan akan mengenang pertandingan itu selamanya.
"Tak bisa dipercaya, setelah musim yang kami lewati, pertandingan yang kami mainkan, cedera yang mendera saat ini," kata Klopp dalam jumpa pers purnalaga dilansir laman resmi Liverpool.
"Jika Anda bertanya kepada orang-orang di luar sana maukah bertaruh satu peser saja untuk kami, saya rasa Anda tidak akan menemukan banyak orang," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Liverpool lunasi defisit tiga gol dari Barcelona demi menjejaki final
Meski dalam keadaan tertinggal dari Barcelona, Liverpool kemudian tampil bak sekelompok manusia tak mengenal rasa ragu apalagi takut.
Gol pembuka dan penutup Divock Origi diselingi dwigol Georginio Wijnaldum serta penyelamatan demi penyelamatan gemilang kiper Alisson Becker, Liverpool berhasil memastikan kemenangan.
"Saya sangat bangga menjadi pelatih tim ini. Apa yang mereka lakukan malam ini sangat spesial dan saya akan mengenangnya selama-lamanya," kata Klopp.
"Saya tak tahu apakah ada yang pernah melakukannya sebelumnya dan adakah yang akan mengulanginya. Yang jelas para pemain saya melakukannya dan itu brilian," pungkas Klopp.
Baca juga: Kata Valverde, Barcelona terkejut
Jika menilik sejarah, tiga tim lain pernah membalikkan ketertinggalan tiga gol atau lebih untuk melangkah ke babak berikutnya di Liga Champions.
Menariknya Barcelona tiga kali mengalami situasi tersebut, sekali sebagai pembalik keadaan dan dua kali sebagai tim yang menjadi korban (terbalik).
Pada musim 2003-2004, Deportivo La Coruna sukses membalikkan ketertinggalan 1-4 dari AC Milan untuk kemudian menang 4-0 dan lolos ke semifinal.
Pada 2016-2017, Barcelona kalah 0-4 di laga pertama sebelum menang telak 6-1 atas Paris Saint-Germain di laga kedua.
Sedangkan pada 2017-2018, giliran Barcelona merasakan kali pertama jadi korban di tangan AS Roma. Menang 4-1 di laga pertama, Roma membalikkan keadaan dan menang 3-0 demi lolos berbekal agregat gol tandang.
Baca juga: Tujuh pembalikan gemilang dalam Liga Champions
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: