Indo Beras Unggul tak jual beras bersubsidi
23 Juli 2017 22:27 WIB
Dokumentasi--Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kedua kiri) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kedua kanan), Ketua Komisi Pengawas Persaiangan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf (kiri) dan Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto (kanan) menunjukkan karung berisi beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya dari berbagai merk saat penggerebekan gudang beras di PT Indo Beras Unggul, di kawasan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) malam. (ANTARA /Risky Andrianto)
Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara PT Indo Beras Unggul Jo Tjong Seng menegaskan bahwa beras yang dijual dengan merek Cap Ayam Jago dan Maknyuss berasal dari gabah petani dan bukan menggunakan beras bersubsidi.
Dia menuturkan, di Jakarta, Minggu, pihaknya tidak mengetahui bahwa pembelian gabah dari petani yang menggunakan pupuk bersubsidi dilarang.
"Sampai saat ini kami tidak mengetahui adanya peraturan larangan pembelian gabah yang menggunakan pupuk bersubsidi," katanya pula.
Ia mengatakan, pihaknya membeli gabah tersebut dari para petani yang berada di sekitar kawasan pabrik, yaitu di Bekasi, Subang, dan Banten.
Pihaknya menjual beras itu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dan tergolong beras premium, serta memaparkan secara jelas kandungan gizi dari tiap karung beras yang dijual.
Dia menjelaskan petani yang menjadi rekanan perusahaan menanam berbagai varietas yang diminati konsumen, seperti IR 64, Ciherang, dan Himpari.
Pihaknya tidak memahami secara jelas varietas padi yang ditanam para petani tersebut.
Meskipun demikian, menurutnya, pihaknya mengolah beras tersebut dengan baik melalui pengujian laboratorium untuk memastikan kualitasnya.
Sebelumnya, tim Satgas Pangan melakukan penggerebekan gudang beras PT Indo Beras Unggul di kawasan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7) malam.
Tim itu menemukan beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya sebanyak 1.162 ton dengan jenis beras IR 64 yang akan dijadikan beras premium yang nantinya akan dijual kembali dengan harga tiga kali lipat di pasaran, sehingga pemerintah mengalami kerugian hingga Rp15 triliun.
(Baca: Stok beras di Lebak dijamin berlebih)
Dia menuturkan, di Jakarta, Minggu, pihaknya tidak mengetahui bahwa pembelian gabah dari petani yang menggunakan pupuk bersubsidi dilarang.
"Sampai saat ini kami tidak mengetahui adanya peraturan larangan pembelian gabah yang menggunakan pupuk bersubsidi," katanya pula.
Ia mengatakan, pihaknya membeli gabah tersebut dari para petani yang berada di sekitar kawasan pabrik, yaitu di Bekasi, Subang, dan Banten.
Pihaknya menjual beras itu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dan tergolong beras premium, serta memaparkan secara jelas kandungan gizi dari tiap karung beras yang dijual.
Dia menjelaskan petani yang menjadi rekanan perusahaan menanam berbagai varietas yang diminati konsumen, seperti IR 64, Ciherang, dan Himpari.
Pihaknya tidak memahami secara jelas varietas padi yang ditanam para petani tersebut.
Meskipun demikian, menurutnya, pihaknya mengolah beras tersebut dengan baik melalui pengujian laboratorium untuk memastikan kualitasnya.
Sebelumnya, tim Satgas Pangan melakukan penggerebekan gudang beras PT Indo Beras Unggul di kawasan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7) malam.
Tim itu menemukan beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya sebanyak 1.162 ton dengan jenis beras IR 64 yang akan dijadikan beras premium yang nantinya akan dijual kembali dengan harga tiga kali lipat di pasaran, sehingga pemerintah mengalami kerugian hingga Rp15 triliun.
(Baca: Stok beras di Lebak dijamin berlebih)
Pewarta: Martha HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: