Kediri (ANTARA News) - Tim Merah Putih yang diperkuat para petenis meja klub Surya Gudang Garam kembali mendominasi nomor perorangan dalam kejuaraan tenis meja junior di Bahrain. "Di nomor tunggal perorangan putra yang dipertandingkan Minggu malam waktu setempat atau Senin dinihari Waktu Indonesia Barat (WIB), para atlet kita mampu menyabet seluruh medali," kata Ketua Harian Klub Surya Gudang Garam, Diana Wuisan Tedjasukmana, kepada ANTARA di Kediri, Jawa Timur, Senin pagi. Informasi yang didapat dari panitia penyelenggara Bahrain Global Junior Open menyebutkan medali emas direbut Ficky Supit Santoso yang mengalahkan rekan se-klubnya sendiri Gilang Maulana di partai final, sehingga harus puas dengan medali perak. Sedang medali perunggu juga berhasil digondol Ahmad Ma`rufin setelah mengandaskan atlet junior nomor satu Iran, Noshad Alamiyan. Demikian halnya dengan nomor ganda putra, pasangan Ficky-Gilang juga mampu mempersembahkan emas untuk Indonesia setelah di partai final menundukkan pasangan atlet Singapura asal China, Goh Yi Long-Pang Xie Ji. Selain mendapatkan medali emas di nomor perorangan tunggal putra, Ficky juga berhasil mendapatkan hadiah uang tunai dari panitia penyelenggara senilai 1.200 dolar AS. Sedangkan Gilang dan Ma`rufin sebagai juara kedua dan ketiga, masing-masing juga berhak atas hadiah uang senilai 600 dolar AS dan 300 dolar AS selain medali. Demikian halnya di nomor ganda putra, Ficky dan Gilang juga berhasil membawa pulang uang tunai senilai 1.200 dolar AS. Sebelumnya di nomor beregu dalam kejuaraan tersebut, atlet-atlet berusia 17 tahun itu juga berhasil berjaya setelah di partai final mengandaskan ambisi tim Iran A dengan skor telak 3-0. Selepas kejuaraan di Bahrain, ketiga atlet junior itu terbang ke Qatar didampingi pelatih Ali Hasibuan untuk mengikuti kejuaraan serupa pada 6 sampai 10 Februari 2006. Diana Wuisan mengaku puas dengan hasil gemilang yang diraih anak asuhnya di awal tahun 2007 ini. "Mudah-mudahan hasil gemilang yang dicapai anak-anak itu mempunyai arti yang mendalam di tengah keterpurukan prestasi atlet tenis meja senior di even internasional," ujarnya. Sebelumnya Diana Wuisan merasa kecewa lantaran PB PTMSI dan KONI gagal memberangkatkan atlet tenis meja di Asian Games Doha bulan Desember 2006 lalu. (*)