Purwokerto (ANTARA News) - Kanibalis asal Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Sumanto (34) mengaku niat menjalani puasa Ramadan agar makin berimanan. "Setiap bulan Ramadhan saya selalu puasa. Makan sahur dan buka pakai sayur dan lauk-pauk yang diberikan oleh petugas LP. Kalau saya tidak puasa nanti dosa dan kekuatan saya akan hilang," kata Sumanto saat ditemui ANTARA di Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto, Sabtu. Kasi Pembinaan dan Pendidikan Narapidana LP Purwokerto, Edi Wahyu mengatakan, kondisi kesehatan fisik pemakan mayat itu normal seperti narapidana lainnya, baik menyangkut menu makanan maupun sikap terhadap orang-orang di lingkungan LP tidak ada yang aneh. Ia mengatakan, selama berada di LP Purwokerto, kanibalis itu tidak pernah menolak menu makanan yang disediakan petugas LP. Setiap hari dia lahap menyantap makanan dan minuman yang diberikan petugas tanpa pernah meminta menu daging mentah atau jenis makanan yang aneh-aneh. "Hanya kondisi kejiwaan Sumanto yang agak terganggu, sehingga setiap ditanya jawaban yang diberikan selalu tidak nyambung dengan pertanyaan lawan bicaranya. Bahkan dia sering bicara sendiri," kata Edi. Ia mengatakan, sejak dipindah dari LP Nusakambangan ke LP Purwokerto sekitar empat bulan lalu, kondisi kejiwaan Sumanto sudah agak terganggu. Gangguan jiwa yang dialaminya bukan karena tertekan oleh informasi tentang penolakan keluarga dan warga desa kelahirannya setelah ia bebas dari masa tahanan pada 25 Oktober 2006. "Beberapa hari lalu Kepala Desa Pelumutan dan kerabat keluarga Sumanto datang ke LP untuk menyampaikan pesan dari warga, bahwa mereka tidak menolak Suman pulang ke kampung halamannya," katanya. Menurut Edi, selama menjalani masa tahanan di LP Purwokerto, sikap dan perilaku Sumanto tidak meresahkan napi serta petugas di lingkungan LP. Kegiatan sehari-hari pemakan mayat manusia itu tidak ada yang aneh, bahkan Sumanto merupakan narapidana yang paling patuh dan manut jika diatur dan diperintah, baik oleh petugas LP maupun teman sesama napi. "Jika mendengar azan, dia kerap terlihat segera mengambil sarung dan peci menuju musala, namun kami tidak tahu doa yang ia baca saat menjalani ibadah itu," katanya.(*)