London (ANTARA) - Rusia telah membentuk tim khusus untuk mengumpulkan dan menyembunyikan jasad orang-orang yang tewas akibat bendungan jebol di Kakhovka, Ukraina selatan, bulan ini, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (22/6).

"Rusia yang jahat telah membentuk kelompok khusus untuk memindahkan dan, tentu saja, menyembunyikan mayat korban," kata Zelenskyy dalam pernyataan melalui video.

Dia menggambarkan situasi di wilayah-wilayah yang diduduki Rusia sebagai "sangat buruk, dalam bahasa yang halus".

Ukraina dan Rusia telah saling tuding atas jebolnya bendungan tersebut.

Insiden itu menimbulkan banjir besar di sejumlah daerah hilir di Ukraina selatan dari bendungan, khususnya wilayah Kherson, yang sebagian dicaplok oleh pasukan Rusia.

Banyak orang terpaksa tinggal di atap-atap rumah sambil menunggu diselamatkan dan Ukraina menuding pasukan pendudukan Rusia tidak berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang terdampak.

Para penduduk juga kekurangan fasilitas sanitasi dan air minum.

Para pejabat Ukraina telah mengumumkan secara resmi jumlah korban tewas sebanyak 21 orang, lima di antaranya akibat penembakan oleh pasukan Rusia selama proses evakuasi.

Di lain pihak, Rusia mengeklaim ada 46 korban meninggal.

Militer Ukraina pada Kamis menyatakan bahwa penyebaran penyakit, terutama hepatitis A, di daerah terdampak kian meningkat.

Menteri Lingkungan Ukraina Ruslan Strilets memperkirakan kerugian akibat bencana itu mencapai lebih dari 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp22,5 triliun).

Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia tolak bantuan PBB di zona banjir karena alasan keamanan
Baca juga: Korban tewas akibat hancurnya bendungan PLTA Kakhovka capai 17 orang