Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan keluarga memiliki peran sentral dalam mengatasi masalah kekerdilan atau "stunting".
"Karena itu setiap keluarga harus peduli dan meningkatkan perhatian pada perkembangan bayi atau anak-anak, termasuk kepada ibu hamil," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.
Masdalina Pane mengatakan, terdapat proses yang panjang untuk mengatasi permasalahan kekerdilan.
"Dimulai dari remaja putri yang tidak anemia, ibu hamil yang sehat, bayi yang tumbuh kembangnya diperhatikan terutama dalam 1000 hari pertama kelahiran," katanya.
Baca juga: Harganas 2022 tekankan gotong royong dalam mengatasi kekerdilan
Baca juga: BKKBN Provinsi: Penurunan stunting Jateng lebih cepat dari nasional
Seluruh proses dalam mengatasi permasalahan kekerdilan tersebut, kata dia, dimulai dari keluarga khususnya peran seorang ibu.
"Karena itu bangsa yang cerdas dan sehat dihasilkan dari peran keluarga yang baik dan peran ibu yang optimal dalam tumbuh kembang anak. Selain keluarga inti, dukungan keluarga besar juga memegang peranan penting dalam pengentasan stunting," katanya.
Masdalina mencontohkan, kakek, nenek, tante dan anggota keluarga lain dapat menjadi pendukung utama untuk membantu ibu mengatasi penyebab kekerdilan.
"Perlu peran aktif seluruh pihak, mulai dari keluarga inti hingga keluarga besar," katanya.
Dia menambahkan, Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap tanggal 29 Juni merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan peran keluarga dalam mengatasi masalah kekerdilan.
"Ini momentum yang tepat bagi seluruh keluarga Indonesia untuk makin berperan aktif dalam mengatasi masalah kekerdilan," katanya.
Bahkan, kata dia, upaya mengatasi kekerdilan juga membutuhkan peran banyak pihak terkait lainnya seperti kader kesehatan dan bidan yang ada di seluruh wilayah di Tanah Air.
"Informasi tentang gizi dan makanan yang sehat, deteksi dini anemia dan penyakit infeksi parasit, misalnya cacingan, juga penyakit infeksi lainnya yang memengaruhi status gizi anak harus disosialisasikan kepada seluruh keluarga melalui kader kesehatan dan bidan desa, serta pihak lainnya," katanya.
Menurut dia edukasi mengenai anemia pada remaja, kesehatan reproduksi pada ibu hamil, tumbuh kembang bayi dan balita merupakan tema penting yang perlu terus disosialisasikan untuk mengatasi kekerdilan.
Baca juga: MenPPPA: Harganas 2022 momentum perkuat komitmen cegah stunting
Baca juga: Moeldoko ajak para suami peduli kondisi stunting anak
Epidemiolog: Keluarga miliki peran sentral atasi stunting
29 Juni 2022 20:50 WIB
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane. ANTARA/Dokumentasi Pribadi.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: