"Memang tidak mudah kita mengubah image mereka, karena tanaman ganja kan memang sudah tahun-tahunan disini, disamping itu faktor pendidikan juga sangat mempengaruhi," kata Babinsa Kodim 0101/BS Aceh Besar yang membina warga menjadi petani jagung, Sertu Sigit Wahyudi, dalam Buletin TNI AD diterima di Jakarta, Senin.
Dulu menurut dia, daerah Lambada Kemukiman Lamteuba, Aceh Besar, diingat orang sebagai daerah ganja, namun sekarang sudah berubah, di sana masyarakat sudah berhasil budidaya komoditas jagung.
Baca juga: Kasad: Tenaga medis TNI AD bantu vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI
Baca juga: TNI AD buat prioritas pembangunan jembatan rusak akibat bencana di NTB
Baca juga: Mantan kuli Markas Besar TNI AD ketua kelas di pendidikan Secata
Bahkan, masyarakat juga diberikan perlindungan soal keamanan hasil produksi pertanian mereka dari potensi tindakan kriminalitas seperti pencurian jagung yang akan dipanen warga.
"Orang pertama yang saya kenal di wilayah saya, Fauzan, beliau mantan penanam ganja. Saya menyampaikan kalau mau berubah saya bisa memfasilitasi, saya akan sampaikan ke komandan saya, ada cetak sawah gratis, tidak usah masyarakat mengeluarkan biaya satu rupiah pun," kata dia.
TNI AD siap memfasilitasi masyarakat di daerah itu agar bisa memulai usaha produktif untuk bercocok tanam jagung asalkan fasilitas yang diberikan benar-benar dimanfaatkan dan dirawat.
Mantan penanam ganja, Fauzan mengatakan awalnya dirinya tidak suka dengan kehadiran TNI AD karena dia cemas kalau menanam ganja. Namun kata dia, saat ini dia berharap Babinsa dan TNI AD diharapkan terus membimbing dia dan kelompok tani di daerah itu, dan tidak meninggalkan Lamteuba
"Harapan saya TNI Angkatan Darat untuk bisa terus membantu kami, membina kami terus," kata dia.
Kini kelompok tadi di Lamteuba telah menikmati hasilnya, satu hektare lahan mampu menghasilkan produk jagung 5-8 ton. Hasil panen tersebut dapat memberikan penghasilan yang cukup baik bagi masyarakat bahkan di zaman pandemi COVID-19 ini.