Tanjungpinang (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mengimbau warga agar tidak panik bertetangga dengan pasien COVID-19 yang melakukan karantina mandiri.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Tanjungpinang, Rustam, di Tanjungpinang, Jumat, mengatakan orang yang tertular COVID-19 bukan disebabkan bertetangga dengan pasien yang mengidap virus itu, melainkan karena tidak menggunakan masker dan tidak menerapkan pola hidup bersih.

Penerapan pola hidup bersih seperti rajin-rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun, terutama setelah memegang barang tertentu yang diperkirakan potensial ada virus pada permukaan barang tersebut.

Pola hidup sehat merupakan cara efektif untuk mencegah penularan COVID-19.

Baca juga: Gerakan Tengok Tetangga di tengah pandemi mulai digalakkan di Sinjai

Baca juga: Wapres: Tetangga sekitar harus menjadi prioritas utama


"Dari mereka yang tertular itu hampir semuanya memiliki riwayat kontak dekat dan tidak memakai pelindung yang memadai, seperti masker dan sebagainya. Tidak ada yang tertular hanya karena bertetangga dengan pasien positif," ujarnya.

Dari pasien yang positif COVID-19, sejumlah 60 persen lebih kondisinya sehat. Contohnya, di Tanjungpinang, 14 dari 23 kasus positif adalah orang yang sehat.

Virus tersebut tidak menembus dinding rumah. Karena itu, masyarakat jangan khawatir berlebihan bertetangga dengan pasien COVID-19. Namun, yang terpenting adalah warga jangan kontak erat dengan pasien COVID-19.

Sebagai tetangga yang baik, menurut dia, justru sebaiknya memberi penguatan agar pasien COVID-19 itu segera pulih dan dapat berkumpul dengan keluarganya.

"Penyebaran melalui udara memang dimungkinkan tetapi hanya pada situasi khusus, seperti tindakan pelayanan gigi, nebulizer atau intubasi. Semuanya itu terjadi di fasilitas kesehatan," ucapnya.

Rustam menjelaskan penularan COVID-29 dapat terjadi melalui percikan (droplet), terutama terhadap orang yang tidak memakai masker dan berada dalam kerumunan orang dalam jumlah yang banyak. Orang-orang yang sedang batuk dan pilek pun sebaiknya menggunakan masker agar tidak menulari orang lain.

"Kami selalu diimbau agar warga yang berada di tempat umum dan transportasi publik pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan," katanya.

Orang yang memiliki gejala yang mirip dengan COVID-19 seperti batuk kering, sakit tenggorokan, demam, pilek dan sesak nafas sebaiknya segera berobat ke rumah sakit. Pasien juga harus bersikap jujur saat diperiksa tim medis sehingga dapat dilakukan penanganan medis secata optimal.

"Karantina dilakukan untuk memutus mata rantai penularan," katanya.*

Baca juga: Jubir: Beli produk tetangga gerakkan roda perekonomian

Baca juga: Tim medis yang ditolak tetangga telah difasilitasi tempat dan jemputan