Bengkulu (ANTARA News) - Menyambut HUT Proklamasi RI ke-63, Pemerintah Kota Bengkulu menggelar Karnaval Merah Putih untuk mengenang jasa Pahlawan Nasional Fatmawati Soekarno yang berjasa menjahit Bendera Pusaka Merah putih. Ratusan siswa perwakilan dari sekolah-sekolah di Kota Bengkulu, pemuda dan seluruh dinas/instansi terlibat dalam karnaval yang dipimpin langsung oleh Walikota Bengkulu Ahmad Kanedy, Sabtu. Rute karnaval dimulai dari Balai Kota melintasi beberapa jalan protokol seperti Jalan Cendana-Jalan Jati-Jalan S Parman kemudian memasuki Jalan Fatmawati dan berakhir di rRumah kediaman keluarga Fatmawati. Duplikat Bendera Merah Putih diserahkan Risye Lilian Jufi, keluarga Fatmawati kepada Walikota Bengkulu Ahmad Kanedy. Sebelumnya di gerbang kediaman Fatmawati, rombongan karnaval pimpinan Walikota disambut dengan pantun oleh keluarga Fatmawati, setelah menyampaikan maksud dan tujuan secara berbalas pantun, rombongan dipersilahkan memasuki halaman rumah dan serah terima duplikat bendera merah putih dilakukan. Duplikat bendera Merah Putih selanjutnya dibawa dan dikibarkan di halaman rumah pengasingan Bung Karno selama di Kota Bengkulu pada 1938-1942 di Jalan Soekarno-Hatta, Anggut Atas. Upacara pengibaran bendera dipimpin langsung oleh walikota. Pada kesempatan itu juga walikota membacakan deklamasi yang intinya mengajak seluruh komponen bangsa untuk bangkit. Walikota Ahmad Kanedy mengatakan karnaval ini akan dilakukan setiap tanggal 16 Agusutus yang dimulai pada tahun ini, agenda ini untuk mengingatkan kembali bahwa Kota Bengkulu tidak terlepas dari upaya perjuangan merebut kemerdekaan. Kota ini juga telah melahirkan seorang perempuan pejuang yang mengukir prestasi dan sejarah dengan menjahit bendera pusaka Merah Putih. "Penjahit bendera merah putih lahir di Bengkulu dan kita patut bangga dan meneladani perjuangan Ibu Fatmawati. Saat ini tanggungjawab kita untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif," kata Ahmad Kanedy. Karnaval ini juga mengingatkan kembali bahwa tujuan bangsa ini adalah satu meski saat ini banyak sekali partai politik dengan berbagai corak bendera, karena itu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati, tambahnya. "Ada 48 partai politik dengan 48 warna bendera yang berbeda tetapi kita dipersatukan Merah Putih," katanya.(*)