Gresik (ANTARA News) - Juara bertahan Surabaya Samator kembali tumbang dari Jakarta P2B Sananta dalam pertarungan ketat lima set dengan skor 2-3 (23-25, 25-10, 22-25, 25-16, 13-15) dalam lanjutan Sampoerna Hijau Proliga 2008 di GOR Tri Dharma Gresik, Minggu. Hasil itu sekaligus menggagalkan ambisi Samator untuk membalas kekalahan 0-3 dari Sananta pada pertemuan pertama di GOR Ken Arok Malang, Februari lalu. "Secara tim anak-anak sudah bermain lebih baik dibanding pertemuan pertama lalu, tapi kelemahan `receive` masih muncul, terutama pada saat poin-poin kritis," kata Asisten Manajer Surabaya Samator, Hadi Sampurna. Pertemuan Sananta dengan Samator merupakan laga pemain terbaik Indonesia, karena kedua tim diperkuat hampir sebagian besar pemain nasional. Sananta punya Joko Mardianto, Riviansyah, Erwin Rusni, dan Koko Prasetyo. Sedang Samator memiliki Aris Achmad Risqon, Joni Sugiyatno, Ayip Rizal, Didi Irawadi, dan Fadlan (libero). Pertandingan set pertama berlangsung ketat tapi Samator tertinggal 23-24. Kesempatan untuk menyamakan skor kandas ketika Ayib Rizal tidak sempurna mengembalikan servis lawan. Set kedua berlangsung lebih mudah bagi Samator. Sananta kehilangan konsentrasi dan bermain kacau dengan serangan dan pertahanan yang tidak jalan. Samator unggul mudah 25-10 untuk menyamakan skor 1-1. Namun pada set berikutnya, laga kembali berlangsung ketat tapi giliran Sananta yang berbalik memimpin. Samator memaksa Sananta memainkan set kelima, ketika kembali menang mudah 25-16 di set keempat. Set penentuan berlangsung menegangkan, tapi juara bertahan yang mengistirahatkan "spiker" andalanya Aris Achmad Risqon dan memainkan pemain muda Adam, tertinggal 4-8. Keputusan hakim garis yang dianggap merugikan Samator, sempat membuat pendukung juara bertahan emosional dan melempari dengan gelas air mineral. Laga terhenti sekitar lima menit untuk mengeringkan lapangan dan hakim garis diganti guna meredam emosi penonton. Saat berpindah tempat, Sananta terus memimpin hingga 13-9. Tapi Samator tidak menyerah dan merebut empat poin tambahan untuk menyamakan skor 13-13. Justru pada poin krusial, kelengahan pemain Samator kembali muncul. Saat tertinggal 13-14 dan servis berada di tangan Sananta, pemain pengganti Adam gagal mengembalikan servis dan Samator kalah menyakitkan. "Aris ditarik dan diganti Adam, karena kami ingin memberi kesempatan pemain muda tampil dan menambah jam terbang," tambah Hadi Sampurna. Pelatih Jakarta Sananta, Benny Martarius mengakui kalau secara teknis, permainan kedua tim seimbang. "Jadi yang bicara bukan lagi teknis, tapi mental. Tapi keberuntungan lebih berpihak pada kami," katanya. Mantan pemain nasional ini menilai permainan anak asuhnya tidak konsisten, terutama pada set kedua dan keempat yang kalah dengan angka mudah. (*)