Jakarta (ANTARA News) - Mobil super mewah Jepang akan menguasai pasar Indonesia pasca diratifikasinya kesepakatan kerjasama kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) karena Indonesia membebaskan bea masuk impor kendaraan di atas 3.000 cc dari negeri sakura tersebut. "Sebenarnya tidak masalah, mobil mewah Jepang di atas 3.000 cc menguasai pasar Indonesia, karena kita (Indonesia) tidak membuat mobil di segmen tersebut," ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Depperin Budi Darmadi di Makasar ketika dihubungi ANTARA News, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, sejauh ini mobil mewah yang dibuat di Indonesia kebanyakan di bawah 3.000 cc seperti yang dilakukan Mercedez Benz atau BMW. Oleh karena itu, mobil mewah di bawah 3.000cc yang diproduksi di Indonesia diperkirakan tetap bisa bersaing menghadapi mobil super mewah Jepang, karena tetap ada selisih yang cukup besar terutama di pajak penjualan barang mewah (PPnBM). "PPnBM mobil mewah di atas 3.000 cc bisa mencapai 75 persen, sedangkan dibawah 3.000cc jauh di bawah itu, sehingga masih ada selisih harga yang besar untuk besaing," ujarnya. Budi menegaskan pemerintah akan selalu melindungi industri otomotif yang sudah ada di dalam negeri dan menjaga pasarnya agar tetap berkembang di dalam negeri dan mampu bersaing di pasar ekspor. "Selain itu, mobil super mewah di atas 3.000cc pasarnya juga sangat kecil dan tidak ada standar harganya, karena fiturnya macam-macam dan canggih untuk memikat konsumen yang khusus dan tidak sensitif terhadap harga," ujarnya. Selama itu, pasar mobil mewah di Indonesia hanya sekitar lima persen dari total pasar mobil di Indonesia yang tahun lalu menembus angka di atas 400 ribu unit dan tahun ini diproyeksikan mencapai di atas 500 ribu unit. Menanggapi kekhawatiran produsen mobil mewah non Jepang yang kelak kalah bersaing pasca ratifikasi IJEPA, diakuinya untuk memperkuat daya saing produk mereka, negara asal produsen mobil tersebut harus melakukan kerjasama bilateral dengan Indonesia, seperti yang dilakukan Jepang. "Kalau (produsen non Jepang) ingin bersaing, mereka harus memanfaatkan celah membangun perakitan mobil mewah di bawah 3.000cc. Pasar mobil di situ cukup besar, selain itu karakteristik jalan di Indonesia tidak bisa dipacu sekencang kendaraan di atas 3.000cc," katanya. Sementara itu, Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan mengakui pasca ratifikasi IJEPA akan lebih banyak lagi mobil super mewah Jepang yang masuk ke Indonesia memanfaatkan skema perdagangan bebas Indonesia-Jepang. Setidaknya, TAM akan semakin ekspansif memasukkan berbagai mobil mewah di atas 3.000 cc yang diproduksi Toyota di Jepang. Pada pertengahan tahun ini bahkan TAM berencana mengimpor langsung Toyota Alphard dan Harrier ke Indonesia yang selama ini dipasarkan oleh Importir Umum (IU).(*)