New York (ANTARA News) - Mundurnya Gubernur Negara Bagian New York, Eliot Spitzer, terkait dengan kasus skandal seks yang menimpanya mengundang beragam reaksi dari kalangan pemerintah, politisi maupun masyarakat. Tak lama setelah Spitzer mengumumkan pengunduran dirinya di Manhattan, New York, Rabu, komentar berdatangan tak kurang dari penggantinya, David Paterson, pihak Gedung Putih, hingga dua senator yang saat ini tengah berjuang untuk menduduki kursi kepresidenan AS, yakni Hillary Rodham Clinton dari Partai Demokrat dan John McCain dari Partai Republik. Kalangan pemerintahan dan politisi umumnya memberi dukungan moral baik bagi Spitzer maupun David Paterson. "Presiden (George W) Bush mendoakan Spitzer serta keluarganya. Dan beliau (Bush) menyambut kerjasama yang akan terjalin dengan Let. Gov. Paterson saat ia (Paterson) mengambil alih jabatan pada Senin nanti," kata juru bicara Gedung Putih Dana Perino. Senator asal New York, Hillary Clinton, dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor senatnya juga mengatakan dirinya siap bekerja sama dengan Paterson sebagai gubernur baru New York. Namun secara khusus ia menyatakan, "Saya sangat sedih dengan kejadian ini dan Gubernur Spitze beserta keluarganya ada di hati saya saat menghadapi saat-saat yang menyakitkan seperti ini." Spitzer dikenal sebagai salah satu sosok di Partai Demokrat di New York yang mendukung kampanye Hillary sebagai presiden AS. Dengan berakhirnya kekuasaan Spitzer sebagai gubernur, Hillary diperkirakan telah kehilangan satu dukungan di pemilihan tingkat `superdelegate` dalam pesaing ketatnya di Partai Demokrat, Barack Obama untuk menghadapi kandidat dari Partai Republik pada Pemilu Presiden AS November 2008 nanti. John McCain, senator asal Arizona yang saat ini telah keluar sebagai pemenang nominasi kandidat presiden dari Partai Republik, juga memberikan pernyataan positif bagi mundurnya Spitzer. "Yang pasti menurut saya, dia telah membuat keputusan yang tepat. Hati dan doa saya bagi ia dan keluarganya," kata McCain. Mantan gubernur New York George Pataki, anggota Partai Republik, menekankan bahwa penting bagi Sptizer untuk mengundurkan diri agar integritas di tempatnya bertugas dapat dikembalikan. Sementara David Paterson bertutur, "Seperti semua warga New York, saya sedih terhadap apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Secara pribadi, Gubernur Spitzer dan Silda bagi saya adalah sahabat," ujarnya. Ia menambahkan, "Sebagai pejabat terpilih, gubernur Spitzer telah bekerja keras demi warga New York. Saatnya bagi kita untuk kembali bekerja seperti yang diharapkan masyarakat." Pro dan kontra Di tingkat masyarakat, kasus skandal seks, yang memaksa Eliot Spitzer mengundurkan diri, juga disikapi secara terbuka dan beragam, baik positif maupun negatif. Seorang pekerja pers, yang berkantor di kawasan Manhattan, New York, dan mengaku sebagai simpatisan Partai Demokrat, berpendapat bahwa Spitzer tidak perlu mengundurkan diri hanya karena ia terkait dengan kasus jaringan pelacuran. "Kalau memang ada indikasi dia salah, ya dia tinggal menghadapi tuntutan pengadilan. Kalau soal skandal seks dan moral, tidak ada orang yang sempurna dan itu adalah masalah pribadi," katanya. Kasus Spitzer juga menjadi pergunjingan di blog-blog Amerika, termasuk yang dibahas di Wonkett. Di laman internetnya, Wonkett juga menyoroti nasib Silda, isteri Spizter, dalam aspek perkawinan dan keharmonisan keluarganya. Dengan mengutip laporan New York Times, Eliot Spitzer -- yang juga praktisi hukum lulusan Harvard University -- selama dua hari setelah laporan media beredar tentang kasusnya, memunculkan perdebatan apakah ia harus mengundurkan diri atau tidak. Laporan tersebut menggambarkan bahwa Silda menginginkan agar suaminya bertahan dan tidak usah mengundurkan diri. Banyak pihak di kalangan masyarakat menganggap Spitzer memang sebaiknya mengundurkan diri sebagai tanggung jawab moral terhadap apa yang ia janjikan, yaitu membuat segalanya lebih baik, termasuk akan memerangi jaringan prostitusi. Seorang komentator menyatakan heran melihat kasus skandal seks Spitzer dibesar-besarkan. "Kenapa sih semua orang ribut dengan masalah seks (dibayar atau tidak) saat Amerika Serikat ini telah membuang-buang uang tiga juta dolar dan nyawa warga kita yang tidak terhitung untuk menjalani perang yang tidak perlu itu?". Warga lainnya secara sinis mengait-ngaitkan integritas Spitzer dengan tempatnya dulu menimba ilmu di Universitas Harvard. "Ayo terangkan lagi kepada saya bahwa orang yang kuliah di Harvard harus betul betul pintar," kata komentator dengan nama samaran V572625694. Sementara itu New York Times melaporkan telah mengidentifikasi seorang perempuan yang terkait dalam skandal seks Spitzer. Perempuan panggilan tersebut diketahui sebagai "Kristen", berusia 22 tahun, dan dulunya pernah bekerja sebagai pelayan restoran dan penyanyi blues. (*)