London (ANTARA News) - Sebuah pesawat Angkatan Udara Kerajaan Inggris mendarat di pangkalan udara Brize Norton, Sabtu, membawa pulang Pangeran Harry dari Afghanistan. Pesawat pengangkut pasukan Tristar itu mendarat pukul 11.29 GMT (pukul 18.29 WIB) di pangkalan sebelah barat London itu setelah pangeran yang berusia 23 tahun tersebut diterbangkan keluar dari Afghanistan dalam apa yang disebut para pejabat militer demi keselamatannya sendiri dan prajurit-prajurit lain yang bertugas bersamanya. Pangeran Harry pulang hanya dua hari setelah embargo media atas penempatannya di Provinsi Helmand dilanggar, yang menyulut kontroversi besar. Harry, seorang perwira berpangkat Letnan Dua di Household Cavalry, berada di Afghanistan selama sekitar 10 pekan sebelum media membocorkan penempatannya itu. Ia sebelumnya dijadwalkan berada di negara tersebut selama empat bulan. Ayahnya, Pangeran Charles, dan saudaranya, Pangeran William, menyambut kedatangannya di pangkalan Brize Norton. Pangeran Harry dipulangkan dari penugasan di garis depan pertempuran di Provinsi Helmand, Afghanistan selatan, setelah pembocoran berita yang "patut disesalkan" mengenai keberadannya di sana oleh media asing, kata Kementerian Pertahanan Inggris, Jumat. Selama berada di Afghanistan, Harry bertanggung jawab atas pengerahan serangan udara terhadap posisi-posisi Taliban di provinsi berbahaya Helmand di Afghanistan selatan, melakukan patroli jalan kaki melalui desa-desa setempat dan melepaskan tembakan terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai pejuang musuh. Pemimpin angkatan darat Jendral Richard Dannatt mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengungkapkan kekecewaannya atas pelanggaran embargo itu oleh situs-situs media asing, termasuk beberapa di AS dan Jerman. Putra mahkota Inggris itu telah dijadwalkan dikirim ke Irak namun rencana itu dibatalkan pada Mei. Pembatalan tersebut dilakukan setelah diputuskan bahwa penempatan itu terlalu berbahaya bagi putra kedua Pangeran Charles dan almarhum Putri Diana itu. Kelompok-kelompok gerilya telah mengancam akan menculik atau membunuhnya setelah diketahui bahwa resimennya akan ditempatkan di Irak, demikian DPA. (*)