Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin global business intelligence (BI), SAS, yang telah 12 tahun beroperasi di Indonesia akhirnya membuka kantornya di negara ini dengan memfokuskan kepada empat sektor industri sebagai andalannya untuk tahun 2008. Keempat sektor industri yang akan menjadi target pasar solusi SAS, menurut Direktur Pelaksana SAS Indonesia Uday Mathkar di Jakarta, Kamis, adalah sektor perbankan, telekomunikasi, publik, dan manufaktur. Dua sektor pertama merupakan pasar yang sejak awal digarap SAS Indonesia, sementara dua sektor terakhir merupakan sektor baru yang akan ditawarkan setelah adanya permintaan dari pasar. Khusus untuk sektor manufaktur, beberapa perusahaan otomotif sudah menyatakan minatnya untuk menggunakan solusi SAS, sementara sektor publik permintaan sudah ada dari Ditjen Pajak. Penggunaan produk SAS untuk sektor publik di Indonesia, menurut dia, masih tertinggal dibanding beberapa negara Asean lainnya seperti Philipina. Di Philipina, SAS digunakan untuk lebih mengefisienkan data perpajakan dan memperbesar penerimaan pajak serta mencegah kebocoran pajak. Uday juga mengatakan, salah satu keunggulan produk SAS adalah kemampuannya untuk melakukan analisa atau kecenderungan yang bakal terjadi dari data-data yang sudah ada. Selama ini SAS Indonesia beroperasi sebagai kantor perwakilan, dan baru pada tahun ini SAS kemudian membuka kantor sendiri dengan bendera PT SAS Institute. Managing Director SAS Singapura dan Pasar Berkembang Bill Lee mengatakan, salah satu alasan dibukanya kantor di Indonesia karena pasar BI di Indonesia yang cukup besar. "Bisnis kami di Indonesia berkembang pesat selama 12 tahun terakhir, dengan pertumbuhan lebih dari 200 persen dalam hal jumlah pelanggan, pegawai, mitra dan penjualan," katanya. Selama ini solusi SAS digunakan oleh perusahaan ternama di Indonesia, baik dari sektor perbankan maupun komersial. "Masih banyak pasar di Indonesia yang belum terjamah untuk business intelligence. Banyak perusahaan yang masih kurang memahami pentingnya business intelligence di dalam persaingan pasar," kata Uday. SAS Indonesia, menurut dia, berupaya untuk melakukan edukasi ke pasar mengenai manfaat business intelligence, selain juga merekrut lebih banyak banyak profesional. SAS merupakan pemimpin global di pasar BI. Tahun lalu SAS mencatat pendapatan sebesar 2,15 miliar dolar AS dan 11 persen di antaranya berasal dari Asia Pasifik. Untuk pasar perbankan di Indonesia, solusi SAS telah digunakan oleh sekitar 16 institusi perbankan dan lembaga keuangan. Hingga ini jumlah pelanggan SAS di Indonesia mencapai 22 perusahaan, dan ditargetkan tahun ini dapat ditingkatkan menjadi 23 perusahaan. (*)