Semarang (ANTARA News) - Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid mengatakan, masyarakat pembaca menginginkan adanya kritik yang disampaikan pers perlu diimbangi dengan solusi yang baik untuk memecahkan masalah. "Saya ingin pers tak sekedar untuk sensasi dan menghadirkan kritik, masyarakat pembaca sudah kritis mereka menginginkan ada kritik juga ada solusi, ada sensasi juga ada pengimbangan berita," katanya pada Konvensi Nasional Media Massa se-Indonesia "Pandangan Pers Nasional Untuk Visi Indonesia 2030" di Hotel Patra Jasa Semarang, Jumat. Ia mengatakan, sekarang pers sudah membuka diri untuk mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh pers itu sendiri. "Beberapa kali saya melakukan koreksi terhadap suatu koran yang menukil berita dari saya ternyata tak benar, tetapi hari berikutnya mereka telah mengoreksinya," katanya. "Saya kira hal itu sangat penting sebagai pembelajaran bagi bangsa dan negara, termasuk pemimpin negara mereka itu juga bisa salah tetapi bisa mengoreksi atas kesalahannya itu," katanya. Pihaknya memberikan apresiasi terhadap pers yang mendapatkan masa keemasan, sekarang ini kebebasan pers luar biasa dan tentu diharapkan dari rekan-rekan pers bisa memaksimalkan kondisi ini sepenuhnya untuk perbaikan pers dan kemasyarakatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menanggapi Visi Indonesia 2030, kata dia, hal ini merupakan mimpi bangsa Indonesia, dalam konteks demokratisasi semacam ini semua komponen bangsa diharapkan mempunyai kontribusi. "Saya berharap bahwa visi ini bukan sekedar menambah mimpi tetapi betul-betul sesuatu yang bisa dikerjakan dengan serius karena hal ini dihasilkan oleh banyak para pakar, saya berharap kawan-kawan yang ada di Forum Indonesia bisa memberikan contoh konkret," katanya. Menurut dia, mereka dapat membuat atau menghadirkan suatu lembaga yang bisa dijadikan suatu bukti untuk ditujukan kepada masyarakat bahwa beginilah pengelolaan suatu lembaga yang menuju suatu visi 2030. Hal itu bisa dilakukan dan rekan-rekan media pun dapat menyikapi hal ini untuk membantu dan merealisasikan visi 2030, jangan sampai bangsa ini hanya dipenuhi oleh wacana-wacana saja, katanya. Kalau yang ada hanya wacana tanpa kerja keras, kata dia, pada akhirnya akan membuat orang menjadi apatis. Namun kalau melihat pemaparan tadi ada keseriusan untuk merealisasikan visi 2030 dan diharapkan dilaksanakan untuk kebaikan bangsa Indonesia. Munculnya ide Visi Indonesia 2030 merupakan hasil pemikiran Yayasan Indonesia Forum yang diluncurkan sekitar Maret 2007. Visi ini berisikan ide bahwa Indonesia mampu sejajar dengan negara-negara besar dunia, dihuni oleh masyarakat yang sejahtera, dengan kemajuan ekonomi yang dinikmati merata oleh setiap warga negara Indonesdia. (*)