Jakarta (ANTARA News) - Impor lampu hemat energi (LHE) melonjak sekitar 25 persen pada 2007 mencapai 71,8 juta unit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 56,9 juta unit. Lonjakan impor LHE yang cukup besar tersebut, diakui Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Indonesia (Aperlindo), John Manoppo, sangat mengkhawatirkan kalangan produsen LHE yang sudah menanamkan investasi di Indonesia. "Pada 2006 saya senang, karena impor LHE sempat turun sekitar 10 persen menjadi 56,9 juta unit dari tahun 2005 yang mencapai 63,8 juta unit," katanya. Penurunan impor pada 2006 terjadi karena pada 2005 pemerintah mulai menerapkan harmonisasi tahap II yang antara lain menaikkan impor LHE dari lima menjadi 15 persen, sehingga mendorong tumbuhnya investasi perakitan LHE di Indonesia. Perakitan LHE, lanjut dia, tumbuh dari kalangan pengusaha yang semula menjadi pengimpor LHE dari Cina. "Mereka membangun pabrik kecil-kecilan untuk memulai perakitan di Indonesia," katanya. Namun, gairah membangun pabrik LHE dikhawatirkan padam, seiring dengan ditandatanganinya kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China yang antara lain memuat kesepakatan MRA (mutual recognition agreement) dan penurunan bea masuk impor LHE dari negara itu ke negara-negara kawasan ASEAN, termasuk Indonesia, pada 2007. "Akibatnya, pada tahun 2007 impor LHE melonjak, karena sekitar 90 persen impor LHE selama ini berasal dari China," ujar John. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah cq Menteri Perdagangan meninjau ulang kesepakatan tersebut, namun, berdasarkan keterangan pihak Departemen Perdagangan, peninjauan kembali sulit dilakukan, karena kesepakatan ditandatangani para pemimpin negara. "Karena itu, kami berharap ada jalan lain untuk menahan lonjakan impor LHE yaitu dengan menerapkan antidumping sementara, guna melindungi industri LHE yang mulai tumbuh di dalam negeri," ujarnya. Berdasarkan data Aperlindo, sejak 200 sampai 2005 impor LHE terus meningkat, dan hanya turun pada 2006. Namun pada 2006 peningkatan impor lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan dikhawatirkan terus meningkat seiring penggalakan penggunaan LHE untuk menghemat penggunaan listrik rumah tangga. Pada 2000 impor LHE baru mencapai 8,3 juta unit dan meningkat menjadi 9,97 juta pada 2001. Pada 2002 melonjak menjadi 23,8 juta unit dan terus meningkat menjadi 36 juta pada 2003, kemudian masih naik menjadi 48,1 juta pada 2004. Saat ini kapasitas industri LHE di Indonesia mencapai di atas 175 juta unit. Sedangkan konsumsi LHE pada 2007 baru mencapai 100 juta unit dan diproyeksikan pada 2008 mencapai 120 juta unit. Tiga pemain utama LHE di Indonesia yaitu Philips, Osram, dan GE, masih mengimpor produk LHE mereka dari China.(*)