Pemkab Paser Ambil Alih Tiga Pelabuhan Aset Pusat
Sejumlah penumpang berada di dalam Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 110 saat bersandar di Pelabuhan Jetty Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Rabu (3/4/2019). Pemerintah pada 2019 akan terus mengoptimalkan semua elemen armada tol laut sebagai kewajiban pelayanan publik meliputi Armada PSO kapal penumpang kelas ekonomi 26 unit Kapal Perintis, 113 kapal tol laut angkutan barang, 19 kapal (empat kapal induk dan 15 feeder), enam unit kapal ternak dan 20 unit kapal erde demi terwujudkan pemerataan ekonomi antarwilayah di Indonesia sebagaimana cita-cita dari tol laut yang digagas Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.
Asisten Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Paser Ina Rosa dihubungi dari Samarinda, Sabtu, mengatakan, ketiga pelabuhan tersebut berpotensi menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar.
“Seperti Pelabuhan Tempayang dan Pelabuhan Jangkar di Kuaro, serta Pelabuhan eks BHP di Batu Engau, semua itu berpotensi menjadi sumber PAD yang cukup besar,” kata Ina Rosana.
Pelabuhan tersebut digunakan untuk proses bongkar buat barang seperti batu bara dan batu. Untuk Pelabuhan eks BHP di Batu Engau, masuk kategori terminal khusus untuk bongkar muat batu bara.
Ina mengatakan, saat ini Pemkab Paser masih mengupayakan agar pengelolaan pelabuhan tersebut bisa menjadi PAD yang memberi pemasukan cukup signifikan.
“Masih kami upayakan memang aset pelabuhan di Tempayang, pelabuhan Jangkar di Kuaro dan eks BHP. Asetnya belum diserahkan dari (pemerintah) pusat,” ujar Ina.
Untuk mendapatkan kepastian informasi pengelolaan pelabuhan itu lanjut Ina, Pemkab Paser akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat di Jakarta.
“Oleh karena itu kami upayakan telusuri lagi ke kementerian. Kalau bisa diserahkan dan dikelola daerah, bekerja sama dengan pihak lain sehingga pendapatannya bisa masuk ke daerah,” ucap Ina.
Kondisi keuangan Kabupaten Paser menurut Ina, saat ini relatif baik dan tidak defisit, sebagaimana yang terjadi pada tahun 2017 - 2018 sejauh ini, Pemkab Paser masih bergantung pendapatannya dari Dana Bagi Hasil (DBH).
“Paser memang sangat bergantung pada DBH. Alhamdulilah, saat ini kondisi APBD kita membaik diangka Rp 2,4 triliun. Memang pernah defisit tahun 2016,” pungkasnya.
Baca juga: Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan dorong ekonomi daerah
Baca juga: Menhub: pelabuhan-bandara perintis tingkatkan ekonomi daerah terpinggirkan
Pewarta: Arumanto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019