Washington (ANTARA News) - Pejabat tertinggi ketiga di Departemen Luar Negeri AS dan utusan dalam perundingan untuk meningkatkan sanksi-sanksi terhadap Iran mengundurkan diri dari jabatannya, kata Menlu Condoleezza Rice, Jumat waktu setempat (Sabtu WIB). Nicholas Burns, wakil menlu urusan politik, akan digantikan oleh dubes AS untuk Moskow, William Burns, kata departemen itu. Setelah 26 tahun sebagai pejabat penting, diplomat karir yang berbicara lembut, Burns "memutuskan bahwa adalah saatnya bagi dia untuk pensiun dari Dinas Luar Negeri," kata Rice kepada wartawan dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan. "Ia memutuskan bahwa adalah saat yang tepat untuk kembali memperhatikan keluarga. Dan kendatipun itu adalah hal menyedihkan kami, itu tentulah suatu hal yang dapat saya pahami dan hormati," kata Rice, yang didampingi Burns. Pengunduran dirinya terjadi pada saat titik waktu penting dari agenda kebijakan luar negeri Presiden George W.Bush di tengah-tengah tidak ada terobosan dalam usaha-usaha yang dipimpin AS untuk meningkatkan sanksi-sanksi terhadap Iran menyangkut program nuklirnya yang peka serta untuk mengakhiri program senjata nuklir Korea Utara. Tindakan itu terjadi saat tidak banyak banyak kemajuan dalam mencapai satu perjanjian nuklir sipil dengan India, satu proyek Burns, dengan 12 bulan sebelum Bush mengakhiri masa jabatannya. "Saya mengharapkan keluarnya dia tidak akan membantu lebih jauh pada kebijakan luar negeri presiden itu yang keliru dan membuat lebih jauh erosi moral dan kedudukan diplomatik kita saat kita memasuki tahun terakhir pemerintah ini," kata Senator dari Demokrat Chris Dodd. Rice mengakui bahwa pengunduran diri Burns merupakan satu kehilangan besar. Menjelang kedudukan terakhirnya Maret 2005, Burns adalah wakil tetap AS untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ia dua kali sebagai dubes untuk Yunani dan jurubicara Departemen Dalam Negeri. Burns, yang berusia 52 tahun 28 Januari, juga adalah anggota staf Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih awal tahun 1990-an. Selain itu ia juga pernah menjadi pembantu khusus Presiden Bill Clinton. Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan presiden Bush menghargai "saran-saran" Burns dan "komitmennya yang kuat untuk memajukan kepentingan-kepentingan AS di seluruh dunia" dan mengharapkan penggantinya akan terus membantu tercapainya tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika. Burns akan tetap pada jabatannya sekarang sampai Maret, khususnya membantu merancang resolusi sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Iran. Ia akan mendampingi Rice dalam perundingan-perundingan penting pekan ini dengan mitra-mitranya dari Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman di Berlin untuk membicarakan sanksi-sanksi baru itu. Itu merupakan pertemuan tingkat menlu pertama dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman sejak September, demikian AFP.(*)