Solo (ANTARA News) - Museum Radya Pustaka Solo yang sempat ditutup selama beberapa bulan terkait pencurian lima arca kuno koleksinya, pada Senin pagi resmi dibuka kembali untuk pengunjung. Namun, sejumlah koleksi palsu yang ditemukan dari hasil inventarisasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah beberapa waktu lalu, tetap dipamerkan. Pembukaan kembali museum ini diawali dengan doa permohonan keselamatan museum oleh tiga ulama dari Keraton Surakarta. Selanjutnya, pembukaan Radya Pustaka dilakukan oleh Wakil Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudiatmo, disaksikan sejumlah tamu undangan, seperti Kepala BP3 Tri Hatmadji, serta sejumlah kerabat Keraton Surakarta, seperti Pengageng Sasono Wilopo Keraton Surakarta, GKR Wandansari. Menurut Wawali, Radya Pustaka dibuka kembali agar fungsi dan perannya dapat dijalankan kembali. "Museum Radya Pustaka memiliki fungsi pendidikan, penelitian serta rekreasi," katanya. Selain itu, kata dia, pembukaan kembali museum ini sebagai salah satu upaya mendukung kesuksesan Visit Indonesia Year (VIY) 2008 untuk Kota Solo. Sementara itu, Kepala BP3, Tri Hatmadji mengatakan, sejumlah koleksi palsu hasil inventaris beberapa waktu lalu, seperti arca perunggu serta beberapa arsip, sengaja tetap dipasang. Menurut dia, koleksi-koleksi palsu ini nantinya akan diberi tanda yang menyatakan bahwa koleksi ini palsu. "Tidak masalah kalau tetap dipasang, yang penting tidak mengelabui pengunjung," katanya. Selain itu, kata dia, BP3 akan menempatkan dua orang petugas di museum ini untuk melakukan penataan ulang koleksi museum ini. "Penataan ulang dilakukan agar ke depan lebih representatif saat dikunjungi serta keamanan koleksi juga terjamin. Koleksi museum ini sangat banyak, tetapi tempatnya terlalu sempit," katanya. Ia mengatakan, kedua petugas ini akan ditempatkan hingga manajemen pengelola museum ini terbentuk.(*)