Banda Aceh (ANTARA News) - Panglima Kodam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Supiadin mengajak semua komponen masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menghentikan segala bentuk tindakan kriminal, teror, dan intimidasi terhadap rakyat di daerah ini. "Aksi kriminal yang terjadi akhir-akhir ini (pasca-MoU Helsinki) modus operandinya terindikasi sama dengan kasus masa lalu," katanya menjawab pertanyaan pers seusai bertindak sebagai inspektur upacara peringatan HUT ke-51 Kodam IM, di Banda Aceh, Rabu. Kodam IM yang didirikan pada 22 Desember 1956, merayakan hari bersejarahnya secara sederhana, namun penuh khidmat, ditandai upacara militer serta atraksi para prajurit TNI AD yang dihadiri unsur Muspida Aceh di lapangan Neusu, kota Banda Aceh. Untuk menjaga situasi Aceh tetap aman dan damai, semua pihak harus merujuk kepada kebijakan pemerintah, berupa program reintegrasi, termasuk para mantan anggota Gerakam Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh kehidupan layak. "Saya setuju mantan GAM memperoleh kehidupan layak, akan tetapi mereka jangan meminta diperlaklukan seperti warga negara istimewa," kata jenderal berbintang dua itu menegaskan. Terkait dengan aksi kriminal bersenjata api, Pangdam mengatakan, pihaknya siap mem-"back up" kepolisian, termasuk melalui kegiatan operasi mencari senjata api yang masihb dikuasai masyarakat sipil di NAD. Ia menyebutkan, senjata api yang diserahkan masyarakat sipil kepada aparat keamanan pascahimbauan Muspida Aceh beberapa waktu lalu, dinilai belum optimal, yang dikembalikan itu kebanyakan senjata api rakitan yang tidak berfungsi lagi secara baik. "Saya kira senjata api yang masih beredar ditengah masyarakat sipil di Aceh masih bannyak," katanya tanpa menyebutkan jumlahnya. Akhir-akhir ini, aksi kriminal bersenjata api masih dikeluhkan masyarakat di Aceh, terutama di wilayah Kabupaten Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Langsa dan Aceh Timur, seperti perampokan dan pembunuhan yang dilakukan orang tidak dikenal.(*)