Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) akan mulai memproduksikan premium oktan 90 sebanyak 40.000 kiloliter pada Januari 2008. Kepala Divisi Komunikasi Pertamina, Wisnuntoro, di Jakarta, Rabu malam mengatakan, produksi awal tersebut berasal dari Kilang Plaju, Palembang, Sumsel. "Produksi Kilang Plaju itu akan dikirim ke Depo Plumpang, Jakarta guna memenuhi kebutuhan premium oktan 90 di Jakarta dan sekitarnya," katanya. Menurut dia, secara teknis, proses produksi premium oktan 90 tidak terlalu sulit karena hanya tinggal menambahkan komponen oktan (high octane mogas component/HOMC) ke premium. Pertamina kemungkinan hanya perlu menambah impor HMOC. Selain Kilang Plaju yang berkapasitas 134.000 barel per hari, pasokan premium oktan 90 juga berasal Kilang Balongan, Indramayu, Jabar yang berkapasitas 125.000 barel per hari. "Kami juga akan menyiapkan kilang lain apabila diperlukan seiring peningkatan kebutuhan premium oktan 90," kata Wisnun. Ia memastikan, kebutuhan premium oktan 90 akan terpenuhi dari kilang Pertamina. Saat ini, Pertamina memiliki tujuh kilang dengan total kapasitas 1,05 juta barel per hari. Pertamina merencanakan program pengalihan premium oktan 88 ke oktan 90 dimulai di pom bensin di jalan protokol, jalan tol, dan perumahan elit di Jabodetabek. Selanjutnya, program akan mencakup wilayah Batam, Bali dan Banten mulai Maret 2008. Total volume premium yang dialihkan tahun 2008 ditargetkan mencapai dua juta kiloliter. Tahun 2009, pengalihan mencakup Surabaya dan Semarang dengan total volume yang dialihkan sebanyak empat juta kiloliter. Untuk tahun 2010, pengalihan akan dilaksanakan di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan volume tujuh juta kiloliter. Data Pertamina menunjukkan, konsumsi premium transportasi pada 2006 di wilayah DKI Jakarta 1,971 juta kiloliter, Jawa Barat 2,815 juta kiloliter, dan Banten 768.844 kiloliter. Sedang, jumlah pom bensin di Jakarta 260 unit, Jabodetabek 600 unit, serta Jakarta, Jabar dan Banten 1.300 unit. Dalam RAPBN 2008, alokasi subsidi premium ditetapkan sebesar Rp7,87 triliun dengan volume 16,95 juta kiloliter. (*)