Makassar (ANTARA) - Aksi memperingati Hari Buruh di berbagai titik di Makassar sejauh ini berjalan aman dan kondusif, meskipun ada aktivitas memblokir jalan di bawah jembatan layang, namun bisa diatasi dengan baik oleh petugas kepolisian di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Jenderal lapangan aksi yang tergabung dalam Gerak Sipatau, M Alfarisin, dalam pernyataan sikapnya saat orasi di bawah jembatan layang tersebut menegaskan momentum May Day atau Hari Buruh menjadi bagian dari perjuangan buruh untuk mendapatkan hak-haknya.

"Hapus sistem kerja outsourcing, hapus sistem upah murah, berikan upah layak, cabut Undang-Undang 75 Tahun 2015, stop diskriminasi driver online, wujudkan pendidikan gratis, ilmiah dan demokratis, laksanakan pasal 33 UUD 1945, stop pembungkaman demokrasi dan bebaskan PK5 berjualan di Losari," ujarnya pula.

Tidak hanya aliansi Gerak Sipatau, elemen- elemen organisasi buruh lainnya juga ikut berkumpul di bawah jembatan layang yang dijaga ketat aparat keamanan. Terlihat pula Wakapolda Sulsel dan Kapolres Makassar mengawasi aksi.

Namun, aksi tidak terpuji dilakukan oknum tertentu dengan mencoret-coret kaca jendela Restoran McDonald's di Jalan Andi Pengeran Pettarani Makassar saat mereka melintas di depan restoran asal Amerika Serikat itu. Beruntung, perilaku itu tidak sempat anarkis karena ditahan pihak keamanan setempat dan polisi langsung menuju tempat kejadian perkara untuk pengamanan.

Dari aksi itu, dua pelaku berhasil diamankan petugas kepolisian dan langsung dibawa ke Polsek Panakukang untuk diminta keterangan dan diproses.

"Dua pelaku diamankan, mereka diduga sering melakukan coret-coret fasilitas umum dan kini sedang diperiksa," ujar Kapolsek Panakukang Kompol Ananda Fauzi Harahap

Aksi memperingati hari buruh juga berlangsung di depan Kantor Gubernur Sulsel dilakukan Front Perjuangan Rakyat (FPR) Sulsel. Koordinator Aksi Yahya dalam orasinya menyampaikan beberapa tuntutan.

"Cabut dan hentikan paket kebijakan ekonomi menindas rakyat, cabut PP 78 2015 tentang Pengupahan, turunkan pajak dan harga kebutuhan pokok rakyat, hentikan kekerasan dan diskriminatif terhadap perempuan buruh dan penuhi hak demokratis perempuan dalam pabrik serta berikan jaminan lapangan kerja dan upah layak," uajrnya menagaskan.

Secara terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyampaikan selama hari buruh, meskipun masih ada yang lain tetap menggelar demonstrasi asalkan berjalan aman dan tidak rusuh.

"Saya yakin saudaraku, kaum buruh yang memperjuangkan haknya itu menjadi perjuangan bersama. Saya dengan kaum buruh dekat, kita saling memahami walupun kadang ada ketidakpuasan dalam konteks tripartit tentang upah. Selama ini saya komunikasi dengan baik, hampir tidak ada masalah. Soal riak-riak itu biasa," ujarnya lagi.

Hingga siang ini, di sejumlah titik aksi di jembatan layang, Kantor Gubernur Sulsel, kantor DPRD Sulsel, DPRD Makassar aksi masih berlangsung namun jumah massa mulai menurun karena sebagian aliansi dan federasi buruh bergerak ke tempat lain.