Phnom Penh (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Myanmar, Thein Sein, pada Jumat akan tiba di Kamboja untuk suatu kunjungan resmi, kata kementerian luar negeri Myanmar, Selasa. Letjen Thein Sein diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Hun Sen, yang pada awal bulan ini menolak dikenakannya sanksi-sanksi terhadap pemerintah militer Myanmar, berkaitan dengan aksi penumpasan mereka terhadap para pemrotes pro demokrasi. Thein Sein juga diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin partai berkuasa Kamboja lainnya, selama kunjungan tiga harinya, yang akan bertepatan dengan kunjungan utusan khusus PBB untuk Myanmar, Ibrahim Gambari, ke Kamboja. Gambari diperkirakan akan tiba di Kamboja pada akhir pekan ini, menurut seorang pejabat Program Pembangunan PBB. Ia menjelaskan, mestinya dia tiba Rabu namun kemudian diubah. "Itupun mungkin akan ditunda," kata pejabat itu. Gambari sedang dalam lawatan ke kawasan tersebut untuk mendapat akses sikap negara-negara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) terhadap Myanmar. Senin dia berada di Vietnam, di mana dia menyerukan kepada para pemimpin setempat untuk mengisolasi rezim tersebut. ASEAN kini berada di bawah meningkatnya tekanan-tekanan untuk mendesak Myanmar ke arah rel demokrasi, setelah para penguasa militer negara itu menumpas para pelaku aksi protes anti pemerintah pada September lalu, manakala tentara membunuh sedikitnya 15 orang dan menahan sekitar 3.000 orang lainnya, yang mengundang kecaman internasional. Hun Sen juga mengimbau kepada junta militer Myanmar Oktober lalu agar berhenti menggunakan kekerasan dalam menangani perbedaan pendapat, namun kemudian mengatakan bahwa sanksi-sanksi yang akan dikenakan masyarakat internasional hanya akan menyakiti rakyat Myanmar, bukan kepada jenderal-jenderal yang berkuasa di negara tersebut. Kamboja menjalin hubungan-hubungan diplomatik yang erat dengan Myanmar, yang telah berada di bawah kekuasaan militer sejak 1962, dan merupakan satu di antara negara-negara yang paling terisolasi di dunia. Hun Sen mengunjungi negara ini terakhir pada Mei lalu, untuk mengadakan pembicaraan mengenai masalah perdagangan dan pariwisata, demikian laporan AFP. (*)