Polisi Tunisia putuskan siaran televisi swasta
25 April 2019 22:38 WIB
Pengunjuk rasa anti pemerintah mengibarkan bendera dan menyerukan slogan dalam demo di Tunis, Selasa (13/8). Sebanyak 40 ribu kaum sekuler beraksi di Tunis menyerukan pengunduran koalisi berkuasa pimpinan Islamis, tetapi tidak ada laporan bentrokan dengan demo lain yang dikomando ribuan Islamis sebagai dukungan kepada penguasa Islam moderat Tunisia di ibukota. (REUTERS/Zoubeir Souissi)
Tunis (ANTARA) - Polisi Tunisia menyerang kantor sebuah stasiun televisi swasta dan menghentikan siarannya pada Kamis dengan menuduh lembaga tersebut melanggar peraturan penyiaran.
Saluran penyiaran itu memandang tindakan tersebut sebagai upaya membungkam suara yang mengecam pemerintah.
Puluhan anggota pasukan keamanan memaksa masuk ke kantor pusat televisi Nesna, mematikan transmisi dan menyita peralatan siaran, menurut para wartawannya kepada Reuters.
Tindakan tersebut mengikuti perintah pengaturan penyiaran HAICA, yang baru memulihkan izin siaran saluran tersebut pada tahun lalu.
HAICA telah menghukum saluran tersebut karena menyiarkan materi yang digambarkan mengeksploitasi rakyat miskin dan kepentingan poltik pemiliknya, seorang pengusaha, Nabil Karoui.
Saluran tersebut menolak hukuman dan mengatakan tidak mengakui perintah lembaga tersebut, yang disebut dipicu untuk menanggapi siaran yang mengritik pemerintah. Pemerintah menyangkal semua tanggung jawab ketentuan yang dikeluarkan oleh HAICA.
Para pejabat Nesna belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar atas penggrebekan pada Kamis.
Pada laman saluran televisi itu disebutkan mendapat hukuman karena mengritik pemerintah dan meliput demonstrasi anti-pemerintah.
Baca juga: Presiden Tunisia tak ingin calonkan diri untuk periode kedua
Baca juga: Tujuh orang dipenjara seumur hidup atas pembantaian di museum Tunisia
Sumber: Reuters
Saluran penyiaran itu memandang tindakan tersebut sebagai upaya membungkam suara yang mengecam pemerintah.
Puluhan anggota pasukan keamanan memaksa masuk ke kantor pusat televisi Nesna, mematikan transmisi dan menyita peralatan siaran, menurut para wartawannya kepada Reuters.
Tindakan tersebut mengikuti perintah pengaturan penyiaran HAICA, yang baru memulihkan izin siaran saluran tersebut pada tahun lalu.
HAICA telah menghukum saluran tersebut karena menyiarkan materi yang digambarkan mengeksploitasi rakyat miskin dan kepentingan poltik pemiliknya, seorang pengusaha, Nabil Karoui.
Saluran tersebut menolak hukuman dan mengatakan tidak mengakui perintah lembaga tersebut, yang disebut dipicu untuk menanggapi siaran yang mengritik pemerintah. Pemerintah menyangkal semua tanggung jawab ketentuan yang dikeluarkan oleh HAICA.
Para pejabat Nesna belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar atas penggrebekan pada Kamis.
Pada laman saluran televisi itu disebutkan mendapat hukuman karena mengritik pemerintah dan meliput demonstrasi anti-pemerintah.
Baca juga: Presiden Tunisia tak ingin calonkan diri untuk periode kedua
Baca juga: Tujuh orang dipenjara seumur hidup atas pembantaian di museum Tunisia
Sumber: Reuters
Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: