28 kuda nil mati secara misterius di Taman Nasional Ethiopia
23 April 2019 21:48 WIB
Bayi Kuda Nil Kerdil (Choeropsis liberiensis) yang lahir pada Senin (7/5/2018) berenang di samping induknya di dalam kolam di Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/6/2018). Dengan lahirnya bayi tersebut menambah koleksi Kuda Nil Kerdil di kebun binatang itu menjadi enam ekor. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Addis Ababa, Ethiopia (ANTARA) - Sebanyak 28 kuda nil (hippopotamus amphibius) ditemukan mati di satu Taman Nasional di bagian barat-daya Ethiopia.
Menurut lembaga penyiaran setempat FANA, hewan raksasa semi-air tersebut mati di Taman Nasional Gibe Sheleko, bagian dari Sungai Gibe yang merupakan saluran air terbesar di Sungai Omo di bagian barat-daya Ethiopia.
Penyebab kematian hewan bertubuh besar itu masih belum diketahui, kata FANA --dengan mengutip keterangan Bahrua Mega, Kepala Taman Nasional itu.
Wanita pejabat tersebut mengatakan kematian kuda nil itu telah dilaporkan sejak 14 hari sebelumnya, sementara 15 kuda nil mati dalam satu hari.
Kebanyakan hewan mamalia bertubuh besar tersebut sudah berusia lanjut, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa malam. Hewan itu mati di Taman Nasional tersebut --habitat bagi hampir 200 kuda nil, kata Mega.
Para ahli sedang menyelidiki penyebab kematian kuda nil itu, tambah wanita pejabat tersebut.
"Ada kegiatan tidak sah yang mengancam keberadaan taman ini," kata Mega. Ia menambahkan warga telah menebangi pohon dan menggunakan sebagian lahan di dalam Taman itu buat permukiman.
Taman dengan luas sekitar 36.000 kilometer persegi tersebut berada sekitar 250 kilometer di sebelah barat-daya Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Tanzania sensus kuda nil dan buaya
Baca juga: Habitat flamingo dan kuda nil Tanzania terancam
Baca juga: Arkeolog temukan fosil gigi kuda nil di Tulungagung
Menurut lembaga penyiaran setempat FANA, hewan raksasa semi-air tersebut mati di Taman Nasional Gibe Sheleko, bagian dari Sungai Gibe yang merupakan saluran air terbesar di Sungai Omo di bagian barat-daya Ethiopia.
Penyebab kematian hewan bertubuh besar itu masih belum diketahui, kata FANA --dengan mengutip keterangan Bahrua Mega, Kepala Taman Nasional itu.
Wanita pejabat tersebut mengatakan kematian kuda nil itu telah dilaporkan sejak 14 hari sebelumnya, sementara 15 kuda nil mati dalam satu hari.
Kebanyakan hewan mamalia bertubuh besar tersebut sudah berusia lanjut, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa malam. Hewan itu mati di Taman Nasional tersebut --habitat bagi hampir 200 kuda nil, kata Mega.
Para ahli sedang menyelidiki penyebab kematian kuda nil itu, tambah wanita pejabat tersebut.
"Ada kegiatan tidak sah yang mengancam keberadaan taman ini," kata Mega. Ia menambahkan warga telah menebangi pohon dan menggunakan sebagian lahan di dalam Taman itu buat permukiman.
Taman dengan luas sekitar 36.000 kilometer persegi tersebut berada sekitar 250 kilometer di sebelah barat-daya Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Tanzania sensus kuda nil dan buaya
Baca juga: Habitat flamingo dan kuda nil Tanzania terancam
Baca juga: Arkeolog temukan fosil gigi kuda nil di Tulungagung
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: