Jakarta (ANTARA News) - Ericsson memandang Indonesia sebagai salah satu pasar utamanya setelah China karena potensi ekonomi serta jumlah penduduknya yang begitu besar. Pasar Indonesia, kata Presiden dan Direktur Utama Ericsson Carl-Henric Svanberg di Jakarta, Senin, terus bertambah seiring dengan semakin banyaknya operator serta pengguna seluler yang tahun ini saja diperkirakan sudah mencapai 66,3 juta orang. Pengguna seluler di seluruh dunia saat ini sekitar tiga miliar orang dan diperkirakan akan menjadi lima miliar dalam empat hingga lima tahun ke depan. Mengenai komitmen Ericsson di Indonesia, ia mengatakan, pihaknya bertekad untuk terus mengembangkan usahanya di Indonesia dengan lebih memfokuskan ke akses data berkecepatan tinggi. Internet protokol menjadi pilihan karena trend dunia telekomunikasi yang tidak lagi hanya mengirimkan suara, tapi juga berbagai data hingga gambar. Presiden Direktur Ericsson Indonesia Bengt Thornberg memperkirakan dalam lima tahun ke depan seluruh telekomunikasi khususnya di kota-kota besar sudah bisa berbasis internet protokol. Besarnya pasar Indonesia juga terlihat dari kontribusi Ericsson Indonesia dalam memberikan pendapatan yang mencapai satu miliar dolar AS untuk tahun ini. Pendapatan ini meningkat hampir lima kali dibandingkan tahun 2002. Pasar Ericsson di Indonesia menyumbang sekitar tiga persen dari total penjualan Ericsson di dunia, yang mencapai 30 miliar dollar AS. Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Ericsson saat ini menjalin kontrak jaringan seluler dengan tiga operator seluler di Indonesia, yaitu Natrindo Telepon Seluler (NTS), Telkomsel, Indosat, dan Excelcomindo. (*)