Jakarta (ANTARA News) - Polri terus memburu pemodal dan ahli kimia dalam kasus penemuan empat pabrik psikotropika jenis sabu di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. "Polisi menduga bahwa pemodal dan ahli kimia di balik empat pabrik narkoba itu adalah orang yang berbeda," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto di Jakarta, Selasa. Namun, ia tidak dapat menyebutkan nama pemodal dan ahli kimia yang kini diburu oleh Mabes Polri. "Nanti kalau sudah tertangkap kan baru jelas. Apakah dia menjadi pemodal atau ahli kimia atau pemodal sekaligus ahli kimia," katanya menegaskan. Ia mengatakan, penyidik Mabes Polri terus bekerja sama dan tukar menukar informasi dengan kepolisian negara tetangga untuk melacak keberadaan tersangka yang belum tertangkap. "Ada beberapa orang yang masih dalam pencarian. Ia bisa saja WNI atau WNA," ujarnya. Polisi, Sabtu (20/10) berhasil membongkar empat lokasi di kota Batam yang diduga menjadi pabrik pembuatan shabu. Di lokasi ini, polisi menemukan, 586 kg shabu, aneka mesin pembuat shabu, bahan-bahan kimia. Selain itu, satu rumah di Pluit, Jakarta Utara juga digerebek karena terkait dengan empat pabrik shabu di Batam. Di tempat ini, polisi menemukan 23 kg shabu. Polisi menangkap enam tersangka termasuk dua WNA Taiwan yang diduga kuat menjadi pengelola pabrik shabu skala besar itu. Diduga, pabrik itu telah beroperasi selama satu tahun dan telah mengirim shabu ke luar negeri selain memasok ke Jakarta.(*)