Jakarta (ANTARA News) - Bukalapak memilih fokus dalam memberdayakan pelapak dari usaha kecil ketimbang menjadi decacorn atau startup yang memiliki valuasi di atas 10 miliar dolar AS, setara Rp140 triliun.

"Yang namanya decacorn unicorn itu bukan sesuatu yang kita cari sebagai tujuan utama. Tujuan utama Bukalapak terdekat adalah bagimana Bukalapak bisa terus berkembang dan bisa memajukan UKM di Indonesia," ujar co-founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid, dalam perayaan ulang tahun kesembilan Bukalapak di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Bukalapak fokus pada jumlah transaksi pelapak.

"Valuasi dan lain sebagainya itu its come as a result, yang kita fokuskan adalah result atau transaksi yang terjadi di Bukalapak itu sendiri," kata Fajrin.

Menurut dia, valuasi juga dipengaruhi, salah satunya oleh kondisi ekonomi. "Jadi kita enggak mau bergantung terlalu banyak dengan kondisi eksternal," ujar Fajrin.

Dalam kesempatan tersebut, founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky tidak mau berkomentar mengenai pendanaan, namun mengatakan belum memiliki rencana untuk mengakuisisi startup lain setidaknya untuk saat ini.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat ditemui dalam peluncuran data center kedua Alibaba Cloud, di Jakarta Rabu (9/1), mengatakan bahwa Indonesia tahun ini memiliki setidaknya satu decacorn.

"Tapi potensinya ada dua (decacorn). Mungkin satu ronde pendanaan lagi akan ada satu decacorn. Ibarat durian runtuh, akan ada satu unicorn lagi (di 2019) dan decacorn," ujar Menkominfo Rudiantara.

Sayangnya, Rudiantara enggan menyebut startup yang berpotensi menjadi decacorn dan unicorn. Startup Unicorn merupakan startup yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun.

Sebagai informasi, saat ini Indonesia memiliki empat unicorn, yakni Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak.

Baca juga: Bukalapak investasi Rp1 triliun dorong warung melek teknologi

Baca juga: Tukang ojek menangkan Mini Cooper Rp12.000