Rumah terdampak banjir bandang di Jembrana dibersihkan gotong royong
24 Desember 2018 20:24 WIB
Anggota TNI melintas di dekat rumah warga yang diterjang banjir di Lingkungani Bilok Poh, Jembrana, Bali, Senin (24/12/2018). Hujan deras yang mengguyur Bali menyebabkan meluapnya Sungai Bilok Poh sehingga sedikitnya 62 rumah tercatat diterjang banjir, empat unit mobil terseret arus, 80 hektar sawah rusak dan petugas masih mendata kerusakan lainnya. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/foc.
Oleh Gembong Ismadi, Made Surya, dan Naufal Fikri Yusuf
Negara, Bali, (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Jembrana, Bali, secara bergotong royong membersihkan rumah yang penuh dengan lumpur dan sampah akibat terdampak banjir bandang di sekitar aliran sungai Biluk Poh, Kecamatan Mendoyo, yang merupakan lokasi paling parah.
"Bersama elemen masyarakat lainnya, kami bergotong-royong membersihkan sampah dan lumpur yang masuk ke rumah warga, termasuk menyingkirkan puing-puing bangunan yang roboh," kata Komandan Kodim 1617 Jembrana Letkol (Kav) Djefri Marsono Hanok, di Negara, Jembrana, Senin.
Ia mengatakan fokus pembersihan adalah rumah warga di sekitar sungai Biluk Poh yang merupakan perbatasan Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan, yang seluruh rumah di lokasi itu diterjang banjir bandang yang membawa material lumpur dan kayu-kayu besar.
Sebagai seorang prajurit, katanya, anggota TNI harus siap ditugaskan di mana pun, kapanpun dan dalam kondisi apa pun, terlebih bagi masyarakat yang sedang terkena musibah seperti di Kabupaten Jembrana ini.
"Minggu (23/12) siang saat air mulai surut, kami bersama aparat dari institusi lainnya fokus membersihkan jembatan Biluk Poh dari material banjir agar segera bisa dilalui kendaraan yang melintasi jalan nasional Denpasar-Gilimanuk," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena banjir bisa datang setiap saat, apalagi perkiraan cuaca ekstrem dengan hujan lebat masih akan berlangsung.
Dapur umum
Selain Kodim 1617 Jembrana, Pemerintah Kabupaten Jembrana juga memberikan perhatian penuh terhadap warga yang menjadi korban banjir, antara lain dengan membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek warga.
"Selain dapur umum, tenaga kesehatan dari Puskesmas terdekat juga kami perintahkan untuk memantau dan memeriksa kesehatan warga. Sejumlah warga lain juga mengungsi ke rumah kerabat terdekat," kata Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.
Setelah terjadinya bencana ini, pihaknya fokus dalam membantu kebutuhan jangka pendek korban banjir seperti makanan dan pelayanan kesehatan.
Terkait bantuan bahan pangan untuk dapur umum, Kepala Dinas Sosial Jembrana I Wayan Gorim mengatakan, bersama dengan institusi lain bantuan tersebut sudah berdatangan ke dapur umum untuk mencukupi kebutuhan warga.
"Kami juga akan menyerahkan bantuan seragam dan peralatan sekolah, yang datanya sedang disiapkan pihak desa," katanya.
Banjir bandang itu terjadi akibat sungai Biluk Poh yang meluap hingga airnya menerjang pemukiman warga di Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo termasuk jembatan yang menghubungkan jalan nasional Denpasar-Gilimanuk.
Pengalihan arusi
Sebelumnya (23/12), jajaran Dirlantas Polda Bali, juga melakukan pengalihan arus lalu lintas setelah banjir bandang di Jembatan Sungai Biluk Poh, Kabupaten Jembrana, akibat hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (22/12) malam.
"Pengalihan arus sudah dilakukan sejak Sabtu malam. Kendaraan kecil dari arah Gilimanuk menuju Denpasar dialihkan lewat Buleleng. Jembatan boleh digunakan bila hasil pengecekan memastikan kondisi aman dan tidak berbahaya," kata Direktur Lalu Lintas Polda Bali, Kombes Anak Agung Made Sudana.
Saat dikonfirmasi di Denpasar, ia menjelaskan pihaknya tidak akan langsung mengizinkan kendaraan besar boleh melintas, meski puing-puing material yang terbawa banjir bandang yang sempat menutup jembatan sudah bersih dari sampah.
"Kami bersama instansi terkait akan melakukan kajian, apakah jembatan tersebut masih layak atau tidak untuk dilintasi usai diterjang banjir bandang. Ini untuk keselamatan bersama," kata perwira lulusan Akpol Tahun 1990 itu.
Dalam upaya pembersihan sampah kayu dan lumpur tebal yang mengenai jalan dan jembatan itu, para Polri, TNI, BPBD dan Basarnas telah melakukan evakuasi material yang terbawa banjir hingga menutupi jembatan dengan melibatkan alat berat untuk mengangkat kayu berukuran besar.
"Saya sudah melakukan cek silang secara langsung situasi dan kondisi di lapangan. Kami ikut membersihkan material yang menutupi jalan dan jembatan sambil membawa cangkul, guna merasakan jerih payah para tim gabungan," katanya.
Baca juga: Banjir melanda sebagian wilayah Jembrana, Bali
Baca juga: Jembrana-Bali perlu perbanyak drainase atasi banjir
Negara, Bali, (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Jembrana, Bali, secara bergotong royong membersihkan rumah yang penuh dengan lumpur dan sampah akibat terdampak banjir bandang di sekitar aliran sungai Biluk Poh, Kecamatan Mendoyo, yang merupakan lokasi paling parah.
"Bersama elemen masyarakat lainnya, kami bergotong-royong membersihkan sampah dan lumpur yang masuk ke rumah warga, termasuk menyingkirkan puing-puing bangunan yang roboh," kata Komandan Kodim 1617 Jembrana Letkol (Kav) Djefri Marsono Hanok, di Negara, Jembrana, Senin.
Ia mengatakan fokus pembersihan adalah rumah warga di sekitar sungai Biluk Poh yang merupakan perbatasan Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan, yang seluruh rumah di lokasi itu diterjang banjir bandang yang membawa material lumpur dan kayu-kayu besar.
Sebagai seorang prajurit, katanya, anggota TNI harus siap ditugaskan di mana pun, kapanpun dan dalam kondisi apa pun, terlebih bagi masyarakat yang sedang terkena musibah seperti di Kabupaten Jembrana ini.
"Minggu (23/12) siang saat air mulai surut, kami bersama aparat dari institusi lainnya fokus membersihkan jembatan Biluk Poh dari material banjir agar segera bisa dilalui kendaraan yang melintasi jalan nasional Denpasar-Gilimanuk," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena banjir bisa datang setiap saat, apalagi perkiraan cuaca ekstrem dengan hujan lebat masih akan berlangsung.
Dapur umum
Selain Kodim 1617 Jembrana, Pemerintah Kabupaten Jembrana juga memberikan perhatian penuh terhadap warga yang menjadi korban banjir, antara lain dengan membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek warga.
"Selain dapur umum, tenaga kesehatan dari Puskesmas terdekat juga kami perintahkan untuk memantau dan memeriksa kesehatan warga. Sejumlah warga lain juga mengungsi ke rumah kerabat terdekat," kata Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.
Setelah terjadinya bencana ini, pihaknya fokus dalam membantu kebutuhan jangka pendek korban banjir seperti makanan dan pelayanan kesehatan.
Terkait bantuan bahan pangan untuk dapur umum, Kepala Dinas Sosial Jembrana I Wayan Gorim mengatakan, bersama dengan institusi lain bantuan tersebut sudah berdatangan ke dapur umum untuk mencukupi kebutuhan warga.
"Kami juga akan menyerahkan bantuan seragam dan peralatan sekolah, yang datanya sedang disiapkan pihak desa," katanya.
Banjir bandang itu terjadi akibat sungai Biluk Poh yang meluap hingga airnya menerjang pemukiman warga di Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo termasuk jembatan yang menghubungkan jalan nasional Denpasar-Gilimanuk.
Pengalihan arusi
Sebelumnya (23/12), jajaran Dirlantas Polda Bali, juga melakukan pengalihan arus lalu lintas setelah banjir bandang di Jembatan Sungai Biluk Poh, Kabupaten Jembrana, akibat hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (22/12) malam.
"Pengalihan arus sudah dilakukan sejak Sabtu malam. Kendaraan kecil dari arah Gilimanuk menuju Denpasar dialihkan lewat Buleleng. Jembatan boleh digunakan bila hasil pengecekan memastikan kondisi aman dan tidak berbahaya," kata Direktur Lalu Lintas Polda Bali, Kombes Anak Agung Made Sudana.
Saat dikonfirmasi di Denpasar, ia menjelaskan pihaknya tidak akan langsung mengizinkan kendaraan besar boleh melintas, meski puing-puing material yang terbawa banjir bandang yang sempat menutup jembatan sudah bersih dari sampah.
"Kami bersama instansi terkait akan melakukan kajian, apakah jembatan tersebut masih layak atau tidak untuk dilintasi usai diterjang banjir bandang. Ini untuk keselamatan bersama," kata perwira lulusan Akpol Tahun 1990 itu.
Dalam upaya pembersihan sampah kayu dan lumpur tebal yang mengenai jalan dan jembatan itu, para Polri, TNI, BPBD dan Basarnas telah melakukan evakuasi material yang terbawa banjir hingga menutupi jembatan dengan melibatkan alat berat untuk mengangkat kayu berukuran besar.
"Saya sudah melakukan cek silang secara langsung situasi dan kondisi di lapangan. Kami ikut membersihkan material yang menutupi jalan dan jembatan sambil membawa cangkul, guna merasakan jerih payah para tim gabungan," katanya.
Baca juga: Banjir melanda sebagian wilayah Jembrana, Bali
Baca juga: Jembrana-Bali perlu perbanyak drainase atasi banjir
Pewarta: Gembong Ismadi, Made Surya, dan Naufal Fikri Yusuf
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: