ABB Swiss siap implementasikan Industri 4.0
9 Oktober 2018 18:03 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi Dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto bersama Direksi ABB saat meresmikan pabrik gas insulated switchgear (GIS) di Tangerang, Selasa (9/10/2018). (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Tangerang, Banten (ANTARA News) - Perusahaan peralatan kelistrikan global asal Swiss, ABB siap mengimplementasikan program Industri 4.0, termasuk pada pabrik yang memproduksi panel listrik bertegangan tinggi atau gas insulated switchgear (GIS) di Tangerang, Banten.
"Kami siap untuk mendukung program Indonesia Making 4.0 untuk diimplementasikan pada pabrik kami,” kata Presiden Direktur ABB Indonesia Michel Burtin di Tangerang, Selasa.
Ia menyampaikan, program yang tengah digencarkan pemerintah ke kalangan industri tersebut diyakini mampu membuat proses produksi lebih efektif dan efisien.
Saat berkesempatan mengelilingi pabrik GIS milik ABB di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, Banten, terlihat seluruh proses produksi pabrik terhubung dengan sistem secara online melalui jaringan internet.
Sehingga, proses produksi yang dilakukan di pabrik dapat dipantau dengan sistem yang terhubung dengan ABB di beberapa negara.
Vice President & Head of Sales & Marketing Power Grids Division PT ABB Sakti Industri Chandan Singh menambahkan pabrik GIS di Tangerang melakukan aktivitas produksi sesuai pesanan.
"Saat ini kami mendapat pesanan 76 unit dari PLN. Pesanan dimulai April (2018) dan akan segera kami selesaikan tahun ini," ujarnya.
Pabrik yang mampu memproduksi GIS hingga bertegangan 170 kilo Volt tersebut dilengkapi dengan standar kerja internasional, dengan kebersihan menjadi hal paling utama.
Pabrik tersebut juga bertugas merakit komponen-komponen menjadi satu kesatuan unit GIS yang dipesan oleh konsumen.
"Komponennya kami datangkan dari berbagai pabrik ABB yang ada di beberapa negara. Dan di sini kami rakit dengan teknisi yang semua berasal dari Indonesia," ungkap Chandan.
Ketika akan memproduksi GIS, pabrik di Indonesia tinggal melaporkannya secara online soal kebutuhan komponen yang diperlukan, untuk selanjutnya direspon oleh masing-masing pabrik yang ada di berbagai negara.
GIS yang akan dikirim kepada konsumen, lanjutnya, telah melewati berbagai proses, termasuk pengecekan fungsi setiap komponen hingga pengujian unit oleh para ahli yang juga berasal dari Indonesia.
Ke depan, Chandan menyampaikan bahwa perusahaan akan memperkuat jaringan internet pabrik demi kestabilan bandwidth.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah tengah gencar mengajak industri untuk mengimplementasi Industri 4.0.
"Kami harap pabrik milik ABB juga turut mengimplementasikan Making Indonesia 4.0 sebagai revolusi industri keempat," ujar Menperin.
Baca juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, pemerintah siapkan 20.000 tenaga terlatih IT
Baca juga: Lima sektor pendorong Industri 4.0 versi Menperin
"Kami siap untuk mendukung program Indonesia Making 4.0 untuk diimplementasikan pada pabrik kami,” kata Presiden Direktur ABB Indonesia Michel Burtin di Tangerang, Selasa.
Ia menyampaikan, program yang tengah digencarkan pemerintah ke kalangan industri tersebut diyakini mampu membuat proses produksi lebih efektif dan efisien.
Saat berkesempatan mengelilingi pabrik GIS milik ABB di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, Banten, terlihat seluruh proses produksi pabrik terhubung dengan sistem secara online melalui jaringan internet.
Sehingga, proses produksi yang dilakukan di pabrik dapat dipantau dengan sistem yang terhubung dengan ABB di beberapa negara.
Vice President & Head of Sales & Marketing Power Grids Division PT ABB Sakti Industri Chandan Singh menambahkan pabrik GIS di Tangerang melakukan aktivitas produksi sesuai pesanan.
"Saat ini kami mendapat pesanan 76 unit dari PLN. Pesanan dimulai April (2018) dan akan segera kami selesaikan tahun ini," ujarnya.
Pabrik yang mampu memproduksi GIS hingga bertegangan 170 kilo Volt tersebut dilengkapi dengan standar kerja internasional, dengan kebersihan menjadi hal paling utama.
Pabrik tersebut juga bertugas merakit komponen-komponen menjadi satu kesatuan unit GIS yang dipesan oleh konsumen.
"Komponennya kami datangkan dari berbagai pabrik ABB yang ada di beberapa negara. Dan di sini kami rakit dengan teknisi yang semua berasal dari Indonesia," ungkap Chandan.
Ketika akan memproduksi GIS, pabrik di Indonesia tinggal melaporkannya secara online soal kebutuhan komponen yang diperlukan, untuk selanjutnya direspon oleh masing-masing pabrik yang ada di berbagai negara.
GIS yang akan dikirim kepada konsumen, lanjutnya, telah melewati berbagai proses, termasuk pengecekan fungsi setiap komponen hingga pengujian unit oleh para ahli yang juga berasal dari Indonesia.
Ke depan, Chandan menyampaikan bahwa perusahaan akan memperkuat jaringan internet pabrik demi kestabilan bandwidth.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah tengah gencar mengajak industri untuk mengimplementasi Industri 4.0.
"Kami harap pabrik milik ABB juga turut mengimplementasikan Making Indonesia 4.0 sebagai revolusi industri keempat," ujar Menperin.
Baca juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, pemerintah siapkan 20.000 tenaga terlatih IT
Baca juga: Lima sektor pendorong Industri 4.0 versi Menperin
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: