10 korban gempa dirawat di RS Unhas
2 Oktober 2018 17:05 WIB
Personel TNI mengevakuasi korban gempa dan tsunami Palu-Donggala saat tiba di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/10/2018). Sejak evakuasi hari pertama melalui jalur udara diperkirakan sebanyak 2.000 warga korban gempa dan tsunami Palu-Donggala tiba di Makassar. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/foc.
Makassar, (ANTARA News) - Sebanyak delapan orang korban gempa dan tsunami Palu, Sulteng dirawat di RS Pendidikan Unhas.
Kedelapan pasien korban gempa dan tsunami yang dirawat intensif di RS Pendidikan Unhas, Selasa, delapan orang dewasa dan dua orang anak-anak yang mengalami patah tulang dan luka-luka.
Dari 10 pasien itu diantaranya Devy Triyanti (P), Udin Labania (L), Siang Tandi Gonggo (L), Ade Putri Milania (P), Laela Sofyani (P), Cindy Else (P) dan Muh Rafardhan Abdul Rasyid.
"Kami ikut penerbangan Hercules tadi pagi dan anak saya yang mengalami patah kaki dengan luka borok langsung dibawa ke RS ini," kata Astin, ibu pasien Devy yang ditemui di RS Pendidikan Unhas, Makassar.
Dia mengatakan, Devy saat kejadian nahas Jumat (2/10) lalu, berada di pantai saat gladi festival Tomoni, tiba-tiba terjadi gempa dan tak lama kemudian menyusul tsunami.
Saat terjadi gempa dengan kekuatan. 7.7 skala Richter, anaknya hanya pasrah dan sempat terhempas tiga kali hingga akhirnya dia ditemukan di reruntuhan ruko lantai tiga yang sudah rata dengan tanah.
"Kondisinya saat itu separuh badannya terbenam direruntuhan bangunan dan kakinya mengalami patah tulang," tutur ibu yang memiliki anak semata wayang ini.
Dia mengatakan, dokter akan segera mengoperasi patah tulang dan luka-luka yang dialami anaknya malam ini. Tindakan operasi harus dilakukan secepatnya agar lukanya tidak menjalar.
Hal serupa juga dilakukan pada pasien lainnya yang merupakan korban gempa dan tsunami Palu, Udin Labania.
Dia mengatakan, ketika terjadi bencana lagi bekerja di Polda dan saat kejadian berada di jalan yang dua sisinya ada tembok dan bergoyang, secepatnya lari menghindar namun kakinya tetap terkena runtuhan beton.
"Kaki saya patah dan kata dokter harus dua kali operasi," kata warga Poso yang berdomisili di Kota Palu ini.
Hingga menjelang petang, sudah ada 10 pasien yang berdatangan satu persatu, sementara belasan pasien korban gempa dan tsunami di rawat di RS Sayang Rakyat, Makassar.*
Baca juga: Kisah Iin yang selamat dari reruntuhan RS Anuta Pura
Baca juga: BNPB: Fokus penanganan pada evakuasi dan tolong korban
Kedelapan pasien korban gempa dan tsunami yang dirawat intensif di RS Pendidikan Unhas, Selasa, delapan orang dewasa dan dua orang anak-anak yang mengalami patah tulang dan luka-luka.
Dari 10 pasien itu diantaranya Devy Triyanti (P), Udin Labania (L), Siang Tandi Gonggo (L), Ade Putri Milania (P), Laela Sofyani (P), Cindy Else (P) dan Muh Rafardhan Abdul Rasyid.
"Kami ikut penerbangan Hercules tadi pagi dan anak saya yang mengalami patah kaki dengan luka borok langsung dibawa ke RS ini," kata Astin, ibu pasien Devy yang ditemui di RS Pendidikan Unhas, Makassar.
Dia mengatakan, Devy saat kejadian nahas Jumat (2/10) lalu, berada di pantai saat gladi festival Tomoni, tiba-tiba terjadi gempa dan tak lama kemudian menyusul tsunami.
Saat terjadi gempa dengan kekuatan. 7.7 skala Richter, anaknya hanya pasrah dan sempat terhempas tiga kali hingga akhirnya dia ditemukan di reruntuhan ruko lantai tiga yang sudah rata dengan tanah.
"Kondisinya saat itu separuh badannya terbenam direruntuhan bangunan dan kakinya mengalami patah tulang," tutur ibu yang memiliki anak semata wayang ini.
Dia mengatakan, dokter akan segera mengoperasi patah tulang dan luka-luka yang dialami anaknya malam ini. Tindakan operasi harus dilakukan secepatnya agar lukanya tidak menjalar.
Hal serupa juga dilakukan pada pasien lainnya yang merupakan korban gempa dan tsunami Palu, Udin Labania.
Dia mengatakan, ketika terjadi bencana lagi bekerja di Polda dan saat kejadian berada di jalan yang dua sisinya ada tembok dan bergoyang, secepatnya lari menghindar namun kakinya tetap terkena runtuhan beton.
"Kaki saya patah dan kata dokter harus dua kali operasi," kata warga Poso yang berdomisili di Kota Palu ini.
Hingga menjelang petang, sudah ada 10 pasien yang berdatangan satu persatu, sementara belasan pasien korban gempa dan tsunami di rawat di RS Sayang Rakyat, Makassar.*
Baca juga: Kisah Iin yang selamat dari reruntuhan RS Anuta Pura
Baca juga: BNPB: Fokus penanganan pada evakuasi dan tolong korban
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: