Sudah ada 16 unit alat berat yang bisa digunakan untuk mengevakuasi korban
Jakarta, (Antara) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan fokus penanganan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dilanjutkan pada evakuasi serta pencarian dan pertolongan korban.
    
"Sudah ada 16 unit alat berat yang bisa digunakan untuk mengevakuasi korban. Alat berat masih akan terus berdatangan dari Mamuju, Gorontalo, Poso dan Balikpapan," kata Sutopo dalam jumpa pers terkait gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
    
Selain alat-alat berat, jumlah personel yang dikerahkan untuk mengevakuasi, mencari dan menolong korban juga bertambah. Sutopo mengatakan tim pencarian dan pertolongan gabungan berasal dari TNI/Polri, kementerian/lembaga dan relawan.
    
Upaya penanganan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah juga melibatkan alat utama sistem persenjataan milik TNI, antara lain dua kapal Republik Indonesia, tiga helikopter dan lima pesawat.
    
"Helikopter pembom air BNPB yang sebelumnya digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan juga akan didorong ke Sulawesi Tengah untuk evakuasi maupun mengantar logistik.
    
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
    
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
    
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.
    
BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB. *

Baca juga: Korban meninggal akibat gempa-tsunami di Sulawesi Tengah 1.234 orang

Baca juga: Presiden terima tawaran bantuan berbagai negara


 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018