Jakarta (ANTARA News) - Antrian truk yang hendak menyeberang di lintas Merak-Bakauheni sampai Rabu pukul 14.15 WIB masih sekitar 12 kilometer (km), menyusul terhentinya 13 kapal di lintas itu sejak 23 Agustus 2007. Di jalan Tol Merak, Banten dari arah Jakarta, khususnya di km 92, kemacetan sudah terlihat. Jarak sepanjang itu di Tol Merak sekira delapan km dan dari gerbang Tol Merak, pintu Cilegon Barat hingga pelabuhan Merak sekitar empat km sehingga total sekitar 12 km. Petugas yang berada di kiri jalan tol memberikan imbauan kepada pengguna mobil niaga, selain truk, untuk berputar arah dan keluar dari pintu tol Cilegon Timur. Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, dijadwalkan melakukan kunjungan mendadak ke Merak. "Pak Jusman akan naik helikopter dari Jakarta, setelah menghadiri pelantikan Mendagri baru di istana," kata Direktur Usaha PT ASDP Indonesia Ferry, Johan Iskandar, seperti dikutip Manajer Hubungan Masyarakat (Humas)-nya, Winanda. Bakal meningkatnya kemacetan dan antrian semacam itu sebelumnya disampaikan Winanda, menyusul rusaknya satu kapal lagi sejak pukul 01.00 WIB, Rabu. "Kami pastikan, dengan hanya 12 kapal beroperasi hari ini, maka antiran akan makin parah," katanya. Satu kapal yang rusak dan keluar lintasan sejak pukul 01.00 WIB dini hari (29/8) itu adalah Prima NS milik PT Jembatan Madura. Kapal buatan 1992 tersebut berkapasitas 1.006 penumpang dan rusak saat mengangkut kendaraan sebanyak 45 unit. "Kapal itu rusak dan masuk docking mendadak," katanya. Sejak 23 Agustus 2007, kapal yang melayani di lintas Merak-Bakauheni hanya 16 unit dari kondisi normal minimal 18 kapal, kemudian pada 24 Agustus makin parah karena hanya 14 unit kapal. Selanjutnya, pada 27 Agustus hanya 13 kapal. "13 kapal itu karena harus menjalani perawatan antara lain tujuh kapal docking, dua rusak, empat perawatan sementara," katanya. Akibatnya, kondisi pelayanan terganggu, terutama dari Merak menuju Bakauheni seperti antrian truk 5-10 km. Bahkan, dari pintu keluar tol Merak, kemacetan sudah terjadi. Truk-truk yang hendak melintas terpaksa antri dari 1,5 hari hingga tiga hari. Pemerintah baru berencana mengatur jadwal docking kapal, tetapi belum jelas kapan kebijakan itu akan diterapkan. "Untuk tahap awal dan langkah darurat tujuh kapal dari lintasan lain di Sumatera dan Jawa akan diperbantukan seperti KM Dharma Ferry III dari Surabaya dan KMP Raja Enggano dari PT ASDP Cabang Bengkulu," katanya seraya menambahkan, kapal-kapal itu diperkirakan siap bergabung mulai 30-31 Agustus. Sebelumnya, tujuh kapal sudah masuk docking yakni BSP III milik PT BSP, Mufidah milik PT Jemla Ferry, NS Bahagia, NS Agung yang dioperasikan PT Putra Master. Kemudian kapal Mitra NS milik PT Jembatan Madura, HM Baruna I milik PT B. Sarana P. HM dan Tri Buana I milik PT Tribuana A. Nusa. Selain itu, terdapat tiga kapal yang rusak dan masuk dalam perawatan yakni BSP II milik PT BSP, NS Dharma dan NS Mulia milik PT Putra Master. Dua kapal yang rusak permanen adalah BSP I milik PT BSP dan NS Setia milik PT Putra Master. (*)