Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberikan penghargaan kepada 25 pelatih dan asisten pelatih Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta Selatan, sebagai pembina dan pelatih atlet-atlet Indonesia dalam Asian Games 2018.

"Kami memberikan penghargaan kepada para pelatih di SKO Ragunan yang juga telah memberikan pelatihan kepada atlet-atlet Asian Games. Meskipun jumlahnya tidak sebesar pelatih yang mendampingi atlet ke Asian Games, ini adalah bentuk penghargaan dan penghormatan pemerintah kepada pelatih dan asisten pelatih di Ragunan," kata Menpora selepas memberikan penghargaan di Jakarta, Senin.

Sebanyak 21 orang pelatih dan asisten itu masing-masing mendapatkan penghargaan senilai Rp5 juta. Sedangkan tiga orang pelatih yaitu pelatih sepak bola Bambang Warsito, pelatih bola voli Sarmili, dan pelatih taekwondo Fadly Fotu mendapatkan penghargaan senilai Rp30 juta sebagai penghargaan Hari Olahraga Nasional.

Kemudian, pelatih angkat besi SKO Ragunan Budianto mendapatkan penghargaan berupa beasiswa pendidikan strata dua senilai Rp25 juta.

"Dari SKO Ragunan inilah lahir juara-juara dunia seperti Yayuk Basuki, Icuk Sugiarto, dan atlet-atlet lainnya. Kami ingin menghargai orang-orang yang telah mengantarkan atlet-atlet Ragunan yang meraih medali ataupun tidak meraih medali dalam Asian Games," kata Menpora.

Pembinaan dini

Menpora meminta pengurus-pengurus cabang-cabang olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) daerah, pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi ataupun pemerintah kabupaten/kota, untuk turut membina atlet-atlet daerah usia dini dengan menyelenggarakan kompetisi-kompetisi di daerah.

"Kami akan memperbanyak sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan yang secara simultan melatih dan mendidik muridnya tentang olahraga yang terikat oleh kurikulum. Kami akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan untuk memperbayak sekolah olahraga," kata Menpora.

Kementerian Pemuda dan Olahraga, lanjut Menpora, telah memprogramkan gala desa, sepeda nusantara, dan sepak bola berjenjang sebagai bentuk pembinaan dan penyelenggaraan kompetisi di berbagai daerah di Indonesia.

"Kami harapkan kompetisi-kompetisi olahraga tidak selalu ada di Jakarta tetapi juga ada di daerah-daerah sebagaimana visi pemerintah bahwa negara harus hadir," katanya.