Pengamat: Muhaimin pertahankan hegemoni di PKB
10 Agustus 2018 13:42 WIB
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (tengah) didampingi ketua umum dan sekjen partai pengusung bersiap memberikan keterangan pers usai mendaftarkan diri di gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang diusung sembilan partai politik secara resmi mendaftar di KPU sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc/18)
Jakarta (ANTARA News) - Penolakan PKB terhadap penetapan Mahfud Md. sebagai cawapres Jokowi bisa dibaca sebagai langkah antisipasi untuk hegemoni politik Muhaimin Iskandar dalam struktur partai itu, kata pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam.
"Masuknya Kiai Ma`ruf Amin dapat dilihat sebagai kepiawaian politik Muhaimin Iskandar untuk menjaga soliditas kekuatan politiknya di internal PKB," kata Uman di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, masuknya Mahfud Md. yang sangat dekat dengan keluarga Gus Dur di posisi cawapres berpotensi membuka celah bagi masuknya keturunan Gus Dur untuk kembali membangun basis politik di internal PKB.
"Untuk bersiap melakukan kudeta politik yang berpotensi menghancurkan hegemoni politik Cak Imin di PKB," kata doktor ilmu politik dari School of Political Science & International Studies, University of Queensland, Australia itu.
Dengan demikian, lanjut Umam, batalnya Mahfud Md. menjadi cawapres tidak bisa hanya dibaca sebagai terbatasnya dukungan NU struktural terhadap figur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu yang notabene NU kultural.
Hingga menit-menit terakhir penentuan cawapres Jokowi, Kamis (9/8), nama Mahfud Md. masih kuat. Namun, pada akhirnya Jokowi mengumumkan bahwa K.H. Ma`ruf Amin cawapresnya.
Menanggapi keputusan itu, Mahfud mengaku kaget. Meski demikian, dia tidak merasa kecewa.
"Menurut saya itu sudah pilihan Pak Jokowi dengan wewenangnya, dengan pertimbangan politik yang matang sesuai dengan konfigurasinya. Saya tidak kecewa, tetapi kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail," kata Mahfud di Jakarta, Kamis (9/8).
Baca juga: Relawan Jokowi-Mahfud sepakat dukung pilihan Jokowi
Baca juga: Muhaimin: Jokowi-Ma`ruf pemersatu umat Islam
Baca juga: Pemilihan Ma`ruf Amin apresiasi pada Islam moderat
"Masuknya Kiai Ma`ruf Amin dapat dilihat sebagai kepiawaian politik Muhaimin Iskandar untuk menjaga soliditas kekuatan politiknya di internal PKB," kata Uman di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, masuknya Mahfud Md. yang sangat dekat dengan keluarga Gus Dur di posisi cawapres berpotensi membuka celah bagi masuknya keturunan Gus Dur untuk kembali membangun basis politik di internal PKB.
"Untuk bersiap melakukan kudeta politik yang berpotensi menghancurkan hegemoni politik Cak Imin di PKB," kata doktor ilmu politik dari School of Political Science & International Studies, University of Queensland, Australia itu.
Dengan demikian, lanjut Umam, batalnya Mahfud Md. menjadi cawapres tidak bisa hanya dibaca sebagai terbatasnya dukungan NU struktural terhadap figur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu yang notabene NU kultural.
Hingga menit-menit terakhir penentuan cawapres Jokowi, Kamis (9/8), nama Mahfud Md. masih kuat. Namun, pada akhirnya Jokowi mengumumkan bahwa K.H. Ma`ruf Amin cawapresnya.
Menanggapi keputusan itu, Mahfud mengaku kaget. Meski demikian, dia tidak merasa kecewa.
"Menurut saya itu sudah pilihan Pak Jokowi dengan wewenangnya, dengan pertimbangan politik yang matang sesuai dengan konfigurasinya. Saya tidak kecewa, tetapi kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail," kata Mahfud di Jakarta, Kamis (9/8).
Baca juga: Relawan Jokowi-Mahfud sepakat dukung pilihan Jokowi
Baca juga: Muhaimin: Jokowi-Ma`ruf pemersatu umat Islam
Baca juga: Pemilihan Ma`ruf Amin apresiasi pada Islam moderat
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: