Balitbang study banding pengembangan demfarm pertanian modern
6 Agustus 2018 19:55 WIB
Jakartq, 6/8 (Antara) - Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menggelar studi banding Pengembangan Demfarm Pertanian Modern Berbasis Korporasi ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, Senin (6/8). foto humas balitbang
Jakarta (ANTARA News) - Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi menggelar studi banding pengembangan demfarm pertanian modern berbasis korporasi ke Jawa Tengah dan Yogyakarta.
"Melalui studi banding ini, diharapkan para petani dapat mempelajari bagaimana korporasi itu berjalan, dan nantinya dapat dipelajari dan dilaksanakan dalam pengembangan demfarm pertanian," kata Kepala Bidang Progran dan Evaluasi BB Padi Dr Yudistira di Jakarta, Senin.
Studi banding diikuti oleh 29 petani yang berasal dari Desa Cipta Marga, Jaya Makmur, Kampung Sawah, Jayakerta dan Desa Mendang. Rombongan didampingi oleh PPL dan beberapa perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang.
Studi banding dilaksanakan dalam rangka pembinaan kelembagaan petani pada program Pengembangan Model Pertanian Korporasi Terpadu dan Berkelanjutan di Kecamatan Jayakerta. Rombongan berangkat dari Laboratorium Pascapanen pada 5 Agustus 2018.
Acara dilangsungkan selama lima hari, 5-9 Agustus 2018.Hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Penyuluh Pertanian, perwakilan dari BB Padi, PSEKP dan BBSDLP.
Kepala Dinas Pertanian Ir Hanafi menyampaikan Karawang telah ditunjuk sebagai lokasi percontohan, maka baik dari petani dan penyuluh sangat mendukung dan ikut aktif membangun Demfarm ini. "Kelompok tani ke depan diharapkan bisa menjadi pengusaha dengan adanya kegiatan korporasi ini, agar bisa menjadi nilai tambah bagi pendapatan petani," ungkap Hanafi.
Dalam kaitannya dengan pengembangan demfarm, studi banding ini memiliki dua tujuan utama. Pertama adalah ingin memahami bagaimana pengelolaan di seluruh komponen yang ideal untuk nantinya dapat diadopsi.
Diharapkan peserta dapat mempelajari dan membandingkan kegiatan yang telah dilakukan oleh petani di Yogyakarta dan Semarang. Kedua adalah ingin membangun kerjasama yang lebih baik dan lebih hebat untuk para petani.
"Tanpa korporasi demfarm tidak berarti apa-apa dan untuk menuju korporasi pasti membutuhkan perubahan yang besar, maka perlu dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh pihak," kata Dr. Hermanto , penanggung jawab kegiatan kelembagaan petani sekaligus ketua pelaksana kegitan studi banding kali ini.
Hermanto juga mengatakan kunci kesuksesan dari pertanian korporasi adalah para petani itu sendiri.
"Bimbingan teknis yang kami lakukan, infrastruktur pendukung maupun mesin mesin pertanian yang kami berikan tidak akan bermaanfaat dengan maksimal jika para petani tidak menjalankannya dengan terlembaga" ujarnya.
Baca juga: Deptan: Kakao RI Tak Mengandung Bahan Kimia
Baca juga: Deptan Perketat Pengawasan Produk Pangan Impor
Baca juga: Layanan Informasi Harga Jangkau 250 Sentra Pertanian
"Melalui studi banding ini, diharapkan para petani dapat mempelajari bagaimana korporasi itu berjalan, dan nantinya dapat dipelajari dan dilaksanakan dalam pengembangan demfarm pertanian," kata Kepala Bidang Progran dan Evaluasi BB Padi Dr Yudistira di Jakarta, Senin.
Studi banding diikuti oleh 29 petani yang berasal dari Desa Cipta Marga, Jaya Makmur, Kampung Sawah, Jayakerta dan Desa Mendang. Rombongan didampingi oleh PPL dan beberapa perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang.
Studi banding dilaksanakan dalam rangka pembinaan kelembagaan petani pada program Pengembangan Model Pertanian Korporasi Terpadu dan Berkelanjutan di Kecamatan Jayakerta. Rombongan berangkat dari Laboratorium Pascapanen pada 5 Agustus 2018.
Acara dilangsungkan selama lima hari, 5-9 Agustus 2018.Hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Penyuluh Pertanian, perwakilan dari BB Padi, PSEKP dan BBSDLP.
Kepala Dinas Pertanian Ir Hanafi menyampaikan Karawang telah ditunjuk sebagai lokasi percontohan, maka baik dari petani dan penyuluh sangat mendukung dan ikut aktif membangun Demfarm ini. "Kelompok tani ke depan diharapkan bisa menjadi pengusaha dengan adanya kegiatan korporasi ini, agar bisa menjadi nilai tambah bagi pendapatan petani," ungkap Hanafi.
Dalam kaitannya dengan pengembangan demfarm, studi banding ini memiliki dua tujuan utama. Pertama adalah ingin memahami bagaimana pengelolaan di seluruh komponen yang ideal untuk nantinya dapat diadopsi.
Diharapkan peserta dapat mempelajari dan membandingkan kegiatan yang telah dilakukan oleh petani di Yogyakarta dan Semarang. Kedua adalah ingin membangun kerjasama yang lebih baik dan lebih hebat untuk para petani.
"Tanpa korporasi demfarm tidak berarti apa-apa dan untuk menuju korporasi pasti membutuhkan perubahan yang besar, maka perlu dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh pihak," kata Dr. Hermanto , penanggung jawab kegiatan kelembagaan petani sekaligus ketua pelaksana kegitan studi banding kali ini.
Hermanto juga mengatakan kunci kesuksesan dari pertanian korporasi adalah para petani itu sendiri.
"Bimbingan teknis yang kami lakukan, infrastruktur pendukung maupun mesin mesin pertanian yang kami berikan tidak akan bermaanfaat dengan maksimal jika para petani tidak menjalankannya dengan terlembaga" ujarnya.
Baca juga: Deptan: Kakao RI Tak Mengandung Bahan Kimia
Baca juga: Deptan Perketat Pengawasan Produk Pangan Impor
Baca juga: Layanan Informasi Harga Jangkau 250 Sentra Pertanian
Pewarta: Jaka Sugianta
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: