Jakarta (ANTARA News) - Puslitbang Jalan Departemen PU menyebutkan konstruksi interchange Pluit yang terbakar pada Selasa (7/8) mengalami penurunan sampai 25 persen berdasarkan pengamatan kasat mata (visual). "Sementara ini baru pengamatan visual saja. Perkiraan saya ada penurunan kekuatan sampai 25 persen," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen PU, Hendrianto Notosoegondo di Jakarta, Jumat. Menurutnya, rekomendasi untuk membongkar konstruksi tol interchange Pluit sangat bergantung kepada hasil penelitian yang menggunakan peralatan yang didatangkan dari Bandung. "Butuh waktu paling cepat 45 hari untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan peralatan yang akan dimulai besok (Sabtu, 11/8). serta menambah tenaga peneliti dari dua orang menjadi sepuluh orang," kata Hendrianto. Dia memperkirakan untuk memperbaiki konstruksi jembatan apabila harus dibongkar seluruhnya sepanjang 150 meter (bagian yang terkena api) dibutuhkan waktu sampai empat bulan sehingga selama itu ruas harus ditutup. Rekomendasi yang diberikan kepada PT Citra Marga Nushapala Persada (CMNP) selaku operator tol Ir. Sedyatmo Msc agar jangan sampai terjadi penumpukan kendaraan pada ruas tersebut. Hendrianto juga menyampaikan agar kendaraan berat jangan melewati bagian tersebut dan dialihkan ke jalan lain. "Memang akan menimbulkan kemacetan tetapi ini untuk menghindari kecelakaan," ujarnya. Akibat kebakaran yang ditimbulkan rumah liar di kolong jalan tol, menurutnya, secara kasat mata ruas yang terdiri dari lima pilar, 4 bentang dan 40 gelagar mengalami kerusakan bahkan ada yang terlihat tulangannya. Hendrianto mengatakan, perbaikan kerusakan setelah penelitian dengan menggunakan peralatan bisa beberapa kemungkinan kalau cuma ringan dapat diperkuat melalui suntik beton, atau justru dibongkar kalau rusak parah. Namun diakuinya kebakaran yang kedua kalinya merupakan yang paling parah sehingga suhunya mencapai 700 derajat celcius. Dengan suhu sebesar itu kemampuan besi akan mengalami penurunan. "Sekalipun besi di dalam beton merupakan besi pra tegang sepertihalnya kabel besar. Kalau kena panas setinggi itu pasti akan terjadi perubahan bentuk. Untuk mengetahui kondisi di dalamnya harus digunakan alat khusus," katanya.(*)