Jakarta (ANTARA News) - Koalisi 20 partai politik (parpol) besar yang mendukung Fauzi Bowo-Prijanto masih unggul 56 persen, sedang pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar dari PKS dan didukung Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) dan Partai Pemuda Indonesia (PPI) hanya meraih 46 persen dari hasil suara sementara Pilkada DKI 2007, kemarin (8/8). Ketua Umum DPP PPI Hasanuddin Yusuf menjawab pers di Jakarta, Kamis, mengatakan, hasil suara yang mencapai 46 persen untuk pasangan Adang-Dani merupakan prestasi dan kejutan bagi PKS dibanding suara PKS pada Pemilu legeslatif 2004 untuk wilayah DKI yang hanya mencapai 24 persen. "Meski pasangan calon dari PKS kemungkinan besar kalah, hasil ini tentu saja kejutan besar bagi PKS dan pendudkungnya. Lantaran raihan suara PKS pada tahun 2004 hanya sekitar 24 persen, sedang hasil 46 persen membanggakan bagi PKS," ujarnya. Selain itu, katanya, hasil pilkada DKI itu juga merupakan kerja sama dua parpol baru, yakni PDP dan PPI yang diyakini akan menjadi ancaman dan saingan besar bagi partai-partai lainnya di Pemilu 2009. Hasanuddin Yusuf menyatakan partai yang dipimpinnya sengaja memberi dukungan ke pasangan Adang-Dani untuk menguji kinerja "mesin politik" parpolnya. Sebagai partai baru tentu membutuhkan uji coba (try out) sebelum mengikuti Pemilu 2009. "PPI telah bekerja secara maksimal dalam menjalankan roda organisasi. Kader-kadernya di ranting bekerja keras untuk memenangkan pasangan Adang=Dani, namun kenyataannya, memang pasangan Fauzi-Prijanto yang menang," kata Hasanuddin. Menurut Hasanuddin, kemenangan Fauzi-Prijanto menunjukkan demokrasi kaum tua masih mewarnai konstelasi politik di Indonesia. Dukungan kaum muda ke Adang-Dani belum menunjukkan kristalisasi kaum muda meski selisih suara relatif kecil. "PPI harus bekerja keras agar kaum muda menyatukan suara untuk bersaing dengan hegemoni kekuasaan yang dikuasai kaum tua. Bangsa ini perlu penyegaran di semua tingkatan kepemimpinan . Yang terpenting bagi kami, suara PPI bisa terukur," katanya menambahkan.(*)