Denpasar (ANTARA News) - Keberhasilan Indonesia di masa sekarang belum mampu menyamai prestasi pada masa lampau, khususnya pada jaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang sempat meraih dinasti pertama di dunia berkuasa lebih dari delapan abad. "Pengalaman sejarah sangat penting, tanpa sejarah masa lalu yang sangat panjang itu, Indonesia tidak memiliki jati diri dan tidak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan," kata Anand Krishna (51), tokoh spiritual lintas agama di Denpasar, Kamis. Ia mengatakan hal itu pada acara peluncuran buku berjudul Sandi Sutasoma "Menemukan kepingan jiwa Mpu Tantular" hasil karyanya sendiri yang mengacu pada Lontar Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular enam abad yang lampau. Satu-satunya jalan untuk meraih prestasi yang pernah dicapai para pendahulu adalah dengan kerja keras untuk memastikan, bahwa masa kini dan masa depan bangsa Indonesia dapat lebih cemerlang serta gemilang. Sistem negara kesatuan bagi kepulauan Indonesia tidak dapat ditawar lagi. Satu kesalahan kecil saja bisa menyebabkan pecah belahnya bangsa ini. "Kebinekaan, keberagaman dan pluralitas yang tidak bertujuan satu, sama juga dapat menimbulkan masalah," ujar Anand Krishna yang telah menulis lebih dari 100 judul buku. Ia mengingatkan, Indonesia keadaannya sekarang tidak jauh berbeda, banyak yang dapat menerima kebinekaan, keberagaman dan pluralitas, namun masih sebatas penerimaannya saja. "Bagaimana menindaklanjuti penerimaan itu dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari tidak terpikir dan dilakoni," ujar Anand Krishna. Mpu Tantular telah mengingatkan, bahwa apa yang sedang dialami bangsa saat ini bukanlah ceita baru, namun sedang mengulang cerita masa lalu, karena saat itu tidak cukup belajar dari pengalaman. Pesan-pesan penting dari Mpu Tantular dan Mahapatih Gajah Mada yang hendak berbicara dengan setiap putra-putri ibu pertiwi, disajikan dalam sebuah buku Sandi Sutasoma "Menemukan kepingan jiwa Mpu Tantular".(*)