Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha muda harus mampu menguasai teknologi serta informasi untuk menghindari ketertinggalan dan mampu bersaing serta bertahan atau "survive" di era Revolusi Industri 4.0.

"Tanpa penguasaan teknologi dan informasi, pengusaha Indonesia akan tertinggal jauh dalam perekonomian dunia. Revolusi Industri 4.0 akan merombak pergerakan perekonomian dunia," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo dalam acara Diklatda Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (Hipmi Jaya), di Jakarta, Kamis, seperti dalam siaran persnya.

Politisi Partai Golkar yang biasa disapa Bamsoet ini mengatakan, era Revolusi Industri ke empat diwarnai oleh kecerdasan buatan, super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, inovasi, dan perubahan yang terjadi dalam kecepatan eksponensial. Pada era ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung global.

Ia meyakini era Revolusi Industri 4.0 ini akan memberikan manfaat besar bagi sektor swasta.

"Produsen besar yang terintegrasi akan dapat mengoptimalkan sekaligus menyederhanakan rantai suplainya. Di sisi lain, sistem manufaktur yang dioperasikan secara digital juga akan membuka peluang-peluang pasar baru bagi UKM penyedia teknologi seperti sensor, robotic, 3D printing atau teknologi komunikasi antar mesin," katanya.

Mantan pimpinan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu menyebutkan, Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0.

Hal ini ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah "road map" dan strategi Indonesia memasuki era digital yang tengah berjalan saat ini.

"DPR meyakini bahwa penyusunan road map ini telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari institusi pemerintah, asosiasi industri, pengusaha muda, penyedia teknologi, maupun lembaga riset dan lembaga?pendidikan," tutur Bamsoet.

Road map tersebut, tambah dia, harus segera dilaksanakan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan mengejar ketertinggalan kita dibandingkan negara-negara lain.

Selain Bamsoet, Diklatda Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI JAYA) turut dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur DKI Anies Baswedan, anggota Fraksi NasDem DPR RI Ahmad Sahroni, Ketua Kadin Rosan P Roeslani, pengusaha Erick Thohir dan Erwin Aksa.