Puan Maharani harapkan peran lebih UNESCO dalam pembangunan budaya
10 April 2018 21:53 WIB
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam Sidang Executive Board Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) di Markas Besar UNESCO, Paris, Selasa (10/4/2018). (ANTARA)
Paris (ANTARA News) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, mengharapkan UNESCO lebih berperan untuk menjadikan pembangunan budaya masuk dalam platform pendidikan, dan Indonesia siap bekerja sama untuk mencapai tujuan ini.
Hal itu disampaikan Puan Maharani dalam Sidang Executive Board Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) yang berlangsung di Markas Besar UNESCO, Paris, Selasa.
Dalam sidang pertama sejak Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO untuk periode 2017--2021 itu juga hadir Mendikbud Muhadjir Effendy, Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi dan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia (KNIU) untuk UNESCO Prof. Dr. Arief Rachman, dan Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan Agama Kemenko PMK Prof Agus Sartono.
Dalam sidang Executive Board, Menko Puan Maharani didampingi Dubes RI di Paris yang juga Wakil Tetap RI untuk UNESCO di Paris Hotmangaradja Pandjaitan.
Ia mengatakan bahwa Indonesia kembali berkomitmen bekerja sama dengan Direktur Jenderal, dan anggota Dewan Eksekutif UNESCO lainnya.
"Indonesia menyambut baik bahwa UNESCO terus berkomitmen untuk memajukan Tujuan 4 dari Agenda 2030," ujarnya.
Menurut Puan Maharani, pendidikan yang berkualitas sangat penting karena banyak negara berkembang akan mendapatkan bonus demografi, seperti Indonesia.
Dalam waktu dekat, dikemukakannya, generasi muda akan menghadapi tantangan utama otomatisasi kerja, yangakan mengubah karakter dari lapangan kerja yang tersedia, dan makin diperberat dengan datangnya Industri 4.0.
Pendidikan dan kebudayaan, menurut dia, adalah dua sisi dari koin yang sama. Keduanya penting untuk pengembangan manusia, dan oleh karenanya baik pendidikan maupun budaya harus ditangani secara komprehensif.
"Kita semua harus mengantisipasi perkembangan ini," demikian Puan Maharani
Hal itu disampaikan Puan Maharani dalam Sidang Executive Board Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) yang berlangsung di Markas Besar UNESCO, Paris, Selasa.
Dalam sidang pertama sejak Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO untuk periode 2017--2021 itu juga hadir Mendikbud Muhadjir Effendy, Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi dan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia (KNIU) untuk UNESCO Prof. Dr. Arief Rachman, dan Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan Agama Kemenko PMK Prof Agus Sartono.
Dalam sidang Executive Board, Menko Puan Maharani didampingi Dubes RI di Paris yang juga Wakil Tetap RI untuk UNESCO di Paris Hotmangaradja Pandjaitan.
Ia mengatakan bahwa Indonesia kembali berkomitmen bekerja sama dengan Direktur Jenderal, dan anggota Dewan Eksekutif UNESCO lainnya.
"Indonesia menyambut baik bahwa UNESCO terus berkomitmen untuk memajukan Tujuan 4 dari Agenda 2030," ujarnya.
Menurut Puan Maharani, pendidikan yang berkualitas sangat penting karena banyak negara berkembang akan mendapatkan bonus demografi, seperti Indonesia.
Dalam waktu dekat, dikemukakannya, generasi muda akan menghadapi tantangan utama otomatisasi kerja, yangakan mengubah karakter dari lapangan kerja yang tersedia, dan makin diperberat dengan datangnya Industri 4.0.
Pendidikan dan kebudayaan, menurut dia, adalah dua sisi dari koin yang sama. Keduanya penting untuk pengembangan manusia, dan oleh karenanya baik pendidikan maupun budaya harus ditangani secara komprehensif.
"Kita semua harus mengantisipasi perkembangan ini," demikian Puan Maharani
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018
Tags: