Dili (ANTARA News) - Tujuh partai politik memiliki suara yang cukup dalam pemilihan legislatif Timor Leste untuk menjamin tempat di parlemen yang memiliki 65 kursi, kata komisi pemilihan nasional. Sejumlah 14 partai ikut bertarung dalam pemilihan parlemen bulan lalu, pertama sejak negara itu merdeka tahun 2002, tapi tujuh partai lainnya tidak meraih ambang batas perolehan suara tiga persen yang dibutuhkan untuk mendapat satu kursi, kata ketua komisi itu, Faustino Cardoso. Dari hasil penghitungan suara sementara, partai Fretilin yang berkuasa meraih 21 kursi, disusul Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Timur (CNRT), satu partai baru yang didirikan mantan Presiden Xanana Gusmao meraih 18 kursi, Asosiasi Partai Demokrat Sosial Timor (ASDT-PSD) meraih 11 kursi, disusul Partai Demokrat dengan delapan kursi, kata Cardoso mengumumkan hasil-hasil sementara. CNRT dan ASDT-PSD, Jumat mengumumkan bahwa mereka akan membentuk satu koalisi dan ingin membentuk satu pemerintah, tapi Fretilin belum mengaku kalah, mengisyaratkan kemungkinan akan mengajukan gugatan hukum. Partai Persatuan Nasional meraih tiga kursi sementara Aliansi Demokrasi dan Undertim masing-masing memperoleh dua kursi. Hasil-hasil sementara akan dikirim ke Pengadilan Banding untuk disahkan. "Semua partai yang terlibat bisa mengajukan banding ke pengadilan itu dalam waktu 48 jam setelah pengumuman ini," kata Cardoso. Komisi itu mengatakan 80,5 persen dari 529.1998 pemilih yang terdaftar menggunakan hak pilih mereka. Wewenang untuk memutuskan siapa yang akan membentuk pemerintah terletak pada Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta, yang dipilih menduduki jabatannya itu Mei lalu. Peraih hadiah Perdamaian Nobel itu menjelang pemilu itu yang mengusulkan pembentukan pemerintah persatuan, mengatakan ini adalah merupakan cara paling stabil bagi negara demokrasi muda itu. Secara terpisah , Senin, Fretilin mengambil pendirian yang lebih damai, dengan ketuanya Francisco "Lu Olo" Gutteres dalam jumpa wartawan mengemukakan bahwa partai itu "gembira" bagi gagasan persatuan dan ingin ikut bergabung. Mantan PM Mari Alkatiri, musuh bebuyutan Gusmao, mengatakan Fretilin menunggu diundang oleh Ramos Horta untuk membentuk satu pemerintah dan berunding dengan semua partai yang memperoleh kursi di parlemen termasuk CNRT. Akan tapi tidak jelas apakah koalisi CNRT , yang tidak memerlukan Fretilin untuk memiliki mayoritas yang diperlukan untuk memerintah, akan menerima ini. Menjawab pertanyaan apakah Fretilin dapat rukun dengan Gusmao dan Mario Carrascalao , ketua Partai Demokrat Sosial, Alkatiri mengatakan: "Kekuatiran saya adalah tentang stabilitas dan demokrasi... Saya selalu siap berunding , siap menyetujui (rekonsiliasi) tapi paling tidak satu dari para pemimpin itu tidak bersedia melakukannya." Pemilihan parlemen dilakukan setelah aksi kekerasan dan ketegangan politik sejak pertumpahan darah di jalan-jalan ibukota Dili, April dan Mei tahun lalu. Aksi kekerasan itu menewaskan 37 orang dan menyebabkan 150.000 orang mengungsi ke kamp-kamp dan memerlukan kehadiran pasukan perdamaian internasional untuk memulihkan ketertiban. Kontingen yang dipimpin Australia tetap berada di sana dan bersama dengan sekitar 1.700 polisi PBB berada dalam siaga tinggi menghadapi parade pasca pemilu dan protes-protes, demikian laporan sejumlah Kantor Berita Transnasional layaknya AFP, DPA dan Reuters. (*)