Namun, ketika memasuki jenjang SMA di SMAN 6 Samarinda, hati Yuanita terpikat dengan hoki, sampai akhirnya memutuskan untuk sepenuhnya berkarir di olahraga baru tersebut.
"Alasan awal saya hoki karena di sana banyak teman," ujar Yuanita sembari tersenyum ketika ditemui di Jakarta, Rabu.
Dara kelahiran 10 Januari 1997 itu pun tidak main-main dengan pilihannya. Berlatih serius secara teratur membuatnya dilirik oleh tim pelatih pengurus provinsi Federasi Hockey Indonesia (FHI) Kaltim untuk memperkuat tim yang akan diberangkatkan ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016 di Jawa Barat.
Meski memiliki badan yang lebih pendek dari rata-rata, Yuanita dipanggil masuk tim karena dia memiliki ketahanan fisik, kecepatan dan stamina yang melebihi pemain lainnya.
Kemudian, meski usianya ketika itu baru 19 tahun, dia punya visi bermain yang cukup baik. Oleh karena itulah dia ditempatkan di posisi gelandang sebagai playmaker.
"Di PON Jawa Barat itu kami, tim putri Kalimantan Timur, mendapatkan medali perunggu," kata Yuanita.
Kariernya semakin cemerlang di dunia hoki lapangan Indonesia setelah namanya masuk ke dalam tim nasional hoki lapangan yang bertanding di SEA Games ke-29 di Malaysia pada tahun 2017 lalu. Sayangnya saat itu Indonesia tidak mendapatkan medali.
Kemudian di tahun 2017, Yuanita kembali dipanggil mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Kejuaraan Hoki Piala Tun Abdul Razak di Malaysia yang digelar akhir November 2017. Namun, lagi-lagi belum bisa menjadi yang terbaik.
Setelahnya, dia kembali ke Kaltim dan membela tanah kelahirannya dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Hoki Lapangan Antar-Provinsi Piala Presiden 2017, pada 9-19 Desember 2017 di Stadion Hoki Gelora Bung Karno, Jakarta.
Hasilnya Yuanita Ramadhani sukses membawa tim putri Kaltim menjadi juara, demi mengawinkan gelar bersama keberhasilan tim putra Kaltim sebagai kampiun.
Bukan hanya itu, dia juga dianugerahi gelar pemain putri terbaik di kejuaraan tersebut.
Pelatih tim putri Kaltim, Mappa Jalling, mengaku terkejut sekaligus senang melihat anak asuhnya itu bisa menjadi pemain terbaik di kejurnas 2017.
Mappa mengungkapkan bahwa bakat Yuanita memang sudah terendus sejak tiga tahun lalu. Menurut dia, Yuanita memiliki semangat yang bagus.
Di samping itu, Yuanita juga dianggap punya fisik, stamina dan kecepatan yang di atas rata-rata meski badannya lebih kecil dibandingan pemain lain.
"Semangatnya juga bagus. Kekurangannya hanya di tenaga karena badannya kecil," tutur Mappa.
Sementara, bersama catatan yang cukup baik di dunia hoki lapangan Indonesia, Yuanita Ramadhani menargetkan dirinya kembali terpilih sebagai penghuni tim nasional hoki lapangan putri Indonesia yang akan bermain di Asian Games 2018, di mana Indonesia menjadi tuan rumah.
Namun, sebelum menjadi satu dari 18 pemain timnas putri yang dibawa ke Asian Games 2018, Yuanita harus bersaing dengan 30 nama yang akan dipanggil Pengurus Pusat Federasi Hockey Indonesia untuk mengikuti seleksi.