Polisi waspadai medsos saat pilkada serentak
12 Desember 2017 04:11 WIB
Dokumentasi Penggunaan Medsos Oleh Parpol. (Dari kiri) Direktur Intrans Andi Saiful Haq, Koordinator Jokowi-Ahok Social Media Valunteers (JASMEV) Kartika Djoemadi, politisi PDI Perjuangan Andreas Pereira dan politisi Gerindra Ahmad Riza Patria menjadi pembicara pada peluncuran riset INTRANS di Jakarta, Rabu (30/3/2016). INTRANS merilis riset tentang kampanye parpol di medsos dengan tema Partai Politik Paling Berpengaruh di Media Sosial. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/16.
Cirebon (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon, Jawa Barat, mewaspadai informasi yang beredar di media sosial (medsos) karena bisa menjadi ancaman terbesar dalam penyelenggaraan Pilkada serentak 2018.
"Dalam Pilkada serentak ini yang paling mengkhawatirkan adalah medsos, berita-berita hoax bisa menyulut situasi terburuk," kata Kapolresta Cirebon, AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar di Cirebon, Senin.
Dia mengatakan eksistensi medsos menghantui penyelenggaraan pilkada serentak pada 2018, karena penyebaran informasi menyesatkan (hoax) melalui medsos menjadi potensi kerawanan yang mengkhawatirkan.
Seperti halnya upaya adu domba yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab dan untuk meminimalkan dampak hoax, Kepolisian sudah menyiagakan tim patroli cyber yang memantau setiap perkembangan informasi pada medsos.
"Kita sudah buat tim cyber untuk melakukan pemantauan di dunia maya," tuturnya.
Selain itu kerawanan lanjutnya kata Adi, berpotensi terjadi kala pasangan calon (paslon) ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Februari 2018.
Dan pada pilkada serentak, Kota Cirebon diagendakan menggelar pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, bersamaan dengan pemilihan kepala daerah lain, termasuk Gubernur-Wakil Gubernur Jabar.
"Penyelenggaraan pemilu di daerah-daerah di Jabar diprediksi lebih `panas` ketimbang provinsi lain, karena tidak lepas dari letak Jabar yang secara administratrif berdekatan dengan Jakarta," ujarnya.
"Dalam Pilkada serentak ini yang paling mengkhawatirkan adalah medsos, berita-berita hoax bisa menyulut situasi terburuk," kata Kapolresta Cirebon, AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar di Cirebon, Senin.
Dia mengatakan eksistensi medsos menghantui penyelenggaraan pilkada serentak pada 2018, karena penyebaran informasi menyesatkan (hoax) melalui medsos menjadi potensi kerawanan yang mengkhawatirkan.
Seperti halnya upaya adu domba yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab dan untuk meminimalkan dampak hoax, Kepolisian sudah menyiagakan tim patroli cyber yang memantau setiap perkembangan informasi pada medsos.
"Kita sudah buat tim cyber untuk melakukan pemantauan di dunia maya," tuturnya.
Selain itu kerawanan lanjutnya kata Adi, berpotensi terjadi kala pasangan calon (paslon) ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Februari 2018.
Dan pada pilkada serentak, Kota Cirebon diagendakan menggelar pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, bersamaan dengan pemilihan kepala daerah lain, termasuk Gubernur-Wakil Gubernur Jabar.
"Penyelenggaraan pemilu di daerah-daerah di Jabar diprediksi lebih `panas` ketimbang provinsi lain, karena tidak lepas dari letak Jabar yang secara administratrif berdekatan dengan Jakarta," ujarnya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: