Nasionalisme bisa ditanamkan melalui pendidikan karakter
6 September 2017 20:55 WIB
Arsip: Perpres Pendidikan Karakter Bangsa Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kiri), Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas (kelima kanan) dan para pimpinan ormas Islam lainnya memberi keterangan pers usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/9/2017). Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa yang berbudaya. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pendiri dan pembina Sekolah Global Sevilla, Omi Komaria Madjid mengatakan rasa nasionalisme dapat ditanamkan melalui pendidikan karakter yang diberikan sekolah.
"Melalui pendidikan karakter, kita bisa menanamkan rasa nasionalisme pada anak. Oleh karenanya, pendidikan karakter itu penting diberikan di sekolah," ujar Omi usai pertemuan dengan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) di Jakarta, Rabu.
Pembentukan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti Pramuka, Paskibra, dan lain sebagainya.
"Pendidikan karakter menjadi bagian untuk menanamkan rasa nasionalisme kepada anak-anak. Yang terpenting, pendidikan karakter bukan sebatas teori, namun harus diimplemantasikan ke dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.
Salah satu program pembentukan karakter siswa yang dilakukan oleh Sekolah Global Sevilla adalah melalui metode "mindfulness practices". Metode tersebut mengajarkan siswa untuk menjaga pikiran tetap fokus, guna meningkatkan kemampuan konsentrasi dan daya ingat mereka serta sekaligus memberikan kedamaian pikiran.
"Kami juga menyadari bahwa sekolah adalah lingkungan terdekat bagi pelajar setelah keluarga mereka, sehingga sekolah dapat sangat berperan dalam pembentukan karakter anak," tutur istri Almarhum Noercholis Madjid (Cak Nur) itu.
Lebih lanjut Omi mengakui bahwa guru sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan perlu melakukan inovasi pembelajaran. Dengan demikian, nilai-nilai karakter bangsa dapat dipadukan dengan kurikulum pendidikan yang ada.
"Semua pelajaran itu harus diisi pendidikan karakter. Jangan sampai Pancasila itu hanya menjadi sebuah hafalan saja, tapi bagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diajarkan dan dilakukan," kata dia.
Dalam kesempatan itu juga disampaikan mengenai siswa Gobal Sevilla Schools berhasil maju ke babak final kompetisi debat bahasa Inggris tingkat dunia atau World Scholars Cup (WSC) di Universitas Yale, Amerika Serikat, pada November 2017.
(T.I025/M026)
"Melalui pendidikan karakter, kita bisa menanamkan rasa nasionalisme pada anak. Oleh karenanya, pendidikan karakter itu penting diberikan di sekolah," ujar Omi usai pertemuan dengan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) di Jakarta, Rabu.
Pembentukan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti Pramuka, Paskibra, dan lain sebagainya.
"Pendidikan karakter menjadi bagian untuk menanamkan rasa nasionalisme kepada anak-anak. Yang terpenting, pendidikan karakter bukan sebatas teori, namun harus diimplemantasikan ke dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.
Salah satu program pembentukan karakter siswa yang dilakukan oleh Sekolah Global Sevilla adalah melalui metode "mindfulness practices". Metode tersebut mengajarkan siswa untuk menjaga pikiran tetap fokus, guna meningkatkan kemampuan konsentrasi dan daya ingat mereka serta sekaligus memberikan kedamaian pikiran.
"Kami juga menyadari bahwa sekolah adalah lingkungan terdekat bagi pelajar setelah keluarga mereka, sehingga sekolah dapat sangat berperan dalam pembentukan karakter anak," tutur istri Almarhum Noercholis Madjid (Cak Nur) itu.
Lebih lanjut Omi mengakui bahwa guru sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan perlu melakukan inovasi pembelajaran. Dengan demikian, nilai-nilai karakter bangsa dapat dipadukan dengan kurikulum pendidikan yang ada.
"Semua pelajaran itu harus diisi pendidikan karakter. Jangan sampai Pancasila itu hanya menjadi sebuah hafalan saja, tapi bagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diajarkan dan dilakukan," kata dia.
Dalam kesempatan itu juga disampaikan mengenai siswa Gobal Sevilla Schools berhasil maju ke babak final kompetisi debat bahasa Inggris tingkat dunia atau World Scholars Cup (WSC) di Universitas Yale, Amerika Serikat, pada November 2017.
(T.I025/M026)
Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: