Anchorage, Alaska (ANTARA News) - Satu forum internasional pekan ini mengenai nasib ikan paus di dunia, nyaris tak membahas apa yang dipandang para ilmuwan sebagai salah satu ancaman paling serius terhadap kehidupan spesies laut: pemanasan global. Iklim yang bertambah panas mengancam sumber pangan di perairan Antartika bagi hewan terbesar di dunia tersebut dan telah dikaitkan dengan prilaku aneh dan pola migrasi yang tak biasa ikan paus di lepas pantai Alaska, kata para ilmuwan. Resolusi yang diusulkan kepada Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional (IWC) yang menyampaikan keprihatinan mengenai pemanasan global dan dampaknya pada ikan paus tak pernah muncul untuk pemungutan suara. Kelompok itu malah memilih konferensi perubahan cuaca suatu saat pada masa depan. "Mengingat dampak luar biasa besarnya yang dialami oleh ikan paus dan habitat mereka, kami ingin badan ini melakukan tindakan mengenai itu dan menyampaikan keprihatinan mereka," kata patrick Ramage, manager program ikan paus bagi Dana Internasional bagi Kesejahteraan Hewan. "Forum ini masih macet seperti tahun 1946, ketika mereka memperdebatkan apakah ikan paus mesti ditombak atau tidak," katanya. Delegasi dari negara pro- dan anti-penangkapan ikan paus juga menyuarakan keprihatinan mengenai perpecahan ideologi mengenai bahwa penangkapan ikan puas komersial melumpuhkan kemampuan IWC untuk menangani banyak ancaman yang dihadapi oleh ikan paus. "Saya kira komisi ini mungkin mengatakan sesuatu karena ini tentu saja adalah ancaman terbesar terhadap kita semua --ikan paus, suku asli, anda, saya," kata Mark Simmonds, ilmuwan senior di Masyarakat Pelestarian Luma-Lumba dan Ikan Paus dan anggota Komite Sains IWC. Memahami Ekosistem Kesulitan dalam penanganan masalah tersebut, menurut banyak ilmuwan, ialah usaha untuk mengeluarkan faktor gabungan dampak habitat ikan paus, seperti polusi atau perubahan iklim. "Masalahnya ialah kita tak memahami ekosistem dengan cukup baik," kata Greg Donovan, pemimpin saind komite itu. Ia menyatakan konferensi mengenai perubahan cuaca mungkin dapat memberi perhatian lebih banyak mengenai topik tersebut. Ikan paus dari Kutub Utara tampaknya telah mengubah sebagian pola migrasi hewan itu, sementara ikan paus yang bergantung atas es di Antartika mungkin kehilangan sebagian makanan utama mereka dan seluruh habitatnya, kata Donovan. Selain itu, ikan paus yang berenang dalam cuaca sedang mungkin mendapati lokasi habitat utama mereka berubah karena air yang lebih hangat. Ikan paus dulu biasa bermigrasi ke Kutub Utara hanya selama siang-hari pada musim panas, tapi mereka tiba lebih awal dan menetap lebih lama, kata beberapa pejabat dari North Slope Borough, Alaska, pemerintah bagi wilayah paling utara di negara bagian tersebut. "Kami telah mendokumentasikan nyanyian ikan paus pada akhir musim dingin, pada Januari dan Februari," kata Walikota North Slope Borough Edward Itta. Pada musim dingin terakhir, para pejabat di wilayah tersebut mendeteksi sebagian ikan paus abu-abu, bukannya melakukan migrasi normal ke perairan hangat di selatan, tampaknya malam melewati musim dingin di perairan di sebelah timurlaut Barrow, wilayah paling utara AS, demikian Reuters.(*)