Jakarta (ANTARA News) - Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo memperkirakan perempuan asal Aceh yang menjadi laksana perempuan pertama di dunia, Laksamana Malahayati, akan mendapat gelar pahlawan nasional pada tahun ini.

"Kowani sebagai wadah perjuangan perempuan punya semangat untuk mengusulkan kepada pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos), dan Insyaallah tahun ini ada hasilnya karena Mensos juga memiliki keprihatinan yang sama," ujar Giwo disela-sela rapat kerja nasional (Rakernas) Kowani di Jakarta, Rabu.

Kowani, lanjut dia, merasa prihatin dengan jumlah pahlawan perempuan yang baru 12 pahlawan nasional. Jumlah itu hanya sekitar delapan persen dari jumlah pahlawan nasional.

"Untuk itu, kami mengusulkan agar Laksamana Malahayati menjadi pahlawan perempuan. Siapa lagi yang mengusulkan kalau bukan kaum perempuan itu sendiri."

Giwo menambahkan usulan Kowani agar Laksamana Malahayati dianugerahi gelar pahlawan nasional membuahkan hasil. Diharapkan penganugerahan ini disematkan pada momentum 10 November 2017 bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

Keumalahayati atau Malahayati, merupakan perempuan pejuang asal Aceh. Ia dikenal sebagai salah satu laksamana perempuan pertama di dunia yang memimpin sekitar 2.000 orang inong bale atau para janda perang. Malahayati memimpin sebanyak 100 kapal perang.

Malahayati juga dikenal sebagai tokoh pemberani, mampu membangkitkan semangat pasukan, ahli strategi dan diplomasi. Pada 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV. Malahayati juga seorang petarung yang berhasil menewaskan komandan pasukan Belanda yaitu Jenderal Cornelis de Houtman dalam pertarungan satu lawan satu di geladak kapal.

Tak hanya Kowani, Komisi X DPR sendiri secara bulat merekomendasikan kepada pemerintah untuk menetapkan Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional saat peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2017.

Saat ini, jumlah pahlawan nasional sebanyak 168 orang dan 12 di antaranya adalah pahlawan perempuan.