Berlin (ANTARA News) - Sama-sama meniti perjalanan yang sarat tuntutan sebagai pelatih tim nasional, baik Steve McLaren maupun Joachim Low memiliki nasib berbeda saat keduanya mengalami "ujian" dalam jalan menuju Piala Euro 2008. Steve McLaren menukangi timnas Inggris, sementara Joachim Low menggarap tim "Panser" Jerman. Sebelum dipromosikan sebagai pelatih timnas negaranya, keduanya magang sebagai asisten pelatih. Keduanya sama-sama mewarisi nama besar sepeninggal pelatih berkelas masing-masing Sven-Goran Eriksson dan legenda sepakbola Jerman Jurgen Klinsmann. Penunjukkan keduanya mengundang reaksi hangat dari media massa masing-masing negara. Para fans kerapkali melontarkan kecaman pedas kepada kinerja kedua pelatih. Low sedikit menghibur publik Jerman dengan membawa timnas negaranya mengalahkan Republik Ceko dengan skor 2-1 di Praha pada Maret lalu. Sedangkan McLaren, belum memberi harapan, bahkan kinerjanya cenderung memburuk. Sampai-sampai para fans Inggris mulai melirik untuk mencari pengganti McLaren setelah timnas Inggris tampil kurang greget melawan tim yang relatif lemah Andorra. MCLaren yang kini berusia 45 tahun mengemban tugas sebagai pelatih timnas mulai musim panas tahun 2006. Ia membangun reputasinya sebagai asisten pelatih timnas Inggris, pertama di bawah komando Peter Taylor, kemudian Eriksson. Ia tergolong sukses membawa klub Liga Utama Inggris Middlesbrough untuk berlaga di babak final Piala UEFA pada 2006. Sesudah melewati tiga kali menang dan mencecap sekali hasil imbang dalam empat kali pertandingan, situasinya kemudian berubah, dari menggembirakan menjadi menyeramkan. Horor mulai menyelimuti timnas Inggris. Peristiwanya terjadi di Zagreb pada Oktober lalu. Tim "Three Lions" dikalahkan Kroasia dengan skor 0-2 dalam babak kualifikasi Piala Euro 2008, demikian AFP.(*)