Liverpool (ANTARA News) - Para penggemar Liverpool berurai airmata meski tetap memperlihatkan kebanggaan dan menantang, setelah tim mereka tak mampu mengulangi sukses mereka pada 2005 atas AC Milan, dan kalah dari tim Italia itu dalam final Liga Champion di Athena, Rabu. Di bar-bar di pusat kota bagian utara Inggris itu, para penggemar mengangkat bendera tinggi-tinggi den menyanyikan lagu tradisional mereka "You`ll Never Walk Alone" setelah Liverpool kalah 2-1 meski banyak menciptakan peluang di stadion Olimpiade. Memakai kaos warna merah, para suporter berteriak saat mereka bernyanyi, sementara para pemain tim mereka mengumpulkan medali selaku runner-up pada akhir pertandingan. "Kita bermain begitu baik, tapi itu tidak cukup," kata mahasiswa Lucy Holland-Rathmill usai pertandingan. Sesaat Liverpool terlihat akan mampu mengulangi kejutan pada 2005 - ketika mereka mencetak tiga gol pada babak kedua dan menundukkan Milan melalui penalti di Istanbul - mungkin akan terwujud ketika Dirk Kuyt mencetak gol dan menjadikan kedudukan 2-1 pada menit ke-89. Tapi kali ini, para pemain Italia, yang sudah belajar dari pengalaman, mampu bertahan dan merebut Piala Eropa ketujuh kalinya. "Saya sedih tapi juga amat bangga," kata perancang Chris Dennett, (28), yang berbicara di Aldo`s, bar di pusat kota milik mantan striker John Aldridge. "Yang salah adalah saat setengah jam terakhir ketika para pemain terlihat letih, tapi saya tidak menyalahkan mereka (para pemain)," tambahnya. "Kita tidak pantas ketinggalan 0-1 pada babak pertama," kata suporter Liverpool Damian Rogers setelah striker Filippo Inzaghi menembakkan bola kearah kiper Liverpoolr Pepe Reina menjelang turun minum. "AC Milan tidak banyak melancarkan serangan yang berarti." Sebelum pertandingan, para penggemar berkumpul di pub dan bar-bar ditengah kota, banyak yang memakai topeng Steven Gerrard yang diberikan koran setempat dan difoto oleh turis asing. Manajer bisnis Chris Burt, (50), mengatakan dia datang dari Dorset di selatan Inggris untuk menyaksikan pertandingan itu. "Senantiasa terdapat unsur keberuntungan dan pada akhirnya tim Milan lebih baik," katanya setelah gol Inzaghi menit ke-45 dan menit 82 yang menjamin kemenangan Milan, demikian Reuters.(*)